Riwayat Santa Corona (14 Mei) - Pelindung dari Pandemi Corona - Seorang Martir dan Pengaku Iman
myavitalia.com - Virus Corona, sebuah virus yang telah menjadi pandemi yang saat ini terus menjangkiti negara-negara di dunia. Virus ini meluluh lantakkan semua kesombongan, kegagahan dan kekuasaan dunia.
Sebuah kekuasaan dunia yang merasa dirinya paling hebat, tidak bisa menyelesaikan penyakit corona ini secara sendirian, hanya sebuah kebersamaan dalam berusaha dan sebuah pengharapan pada sang pemberi hidup itu sendiri.
Kebersamaan bukan berarti harus berkumpul beramai-ramai. Kebersamaan ini bisa diwujudkan dalam tindakan nyata untuk langka-langkah yang diyakini dapat membaharui keadan menjadi lebih baik. Kebersamaaan juga bukan berarti harus berkerumun dan berkumpul di temopat ibadah secara bersama-sama sebagai sebuah ritual saja, kebarsamaanitu bisa diwujudkan dalam berdoa bersama-sama dalam kehningan di setiap rumah dimana anda tinggal.
Oleh karena virus corona Vatikan sepi, Yerusalem sunyi, Tembok Ratapan dipagari, Paskah tak pasti, Ka'bah ditutup, Shalat Jumat dirumahkan, Umroh batal, jugab Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.
Corona datang, seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh ! , Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu, Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.
Dengan datangnya corona, kita dipaksa harus mencari Tuhan bukan di dalam keramaian tetapi dalam kesunyian.
"Stay at Home" - Tuhan tetap hadir disetiap waktu hidup kita.
Devosi ini diartikan, kita boleh meminta bantuan kepada seorang yang dinyatakan kudus, menjadi perantara doa kita kepada Allah. Bukan berarti kita men-Tuhan-kan para santo santa, melainkan kita memohon bantuannya untuk mendoakan kita kepada Allah karena kekudusan yang telah mereka peroleh.
Banyak orang kudus atau santo-santa yang dipercayai sebagai bisa sebagai perantara doa pertolongan terhadap banyaknya permasalahan yang kita hadapi.
Di saat kondisi atau keadaan seperti sekarang ini yang dihubungakn dengan situasi penyebaran pandemi COVID-19, ternyata terdapat seorang Santa yang berasal dari Italia utara yang dinobatkan oleh gereja sebagai Pendoa dan pelindung bagi semua kegiatan dan gerakan untuk melawah wabah penyakit, terlebih kasus penyakit pandemi.
Bukan sebuah kebetulan pastinya, nama orang kudus tersebut ternyata memiliki kesamaan dengan nama virus yang melanda dunia saat ini, yaitu Corona.
Untuk arti kata Corona sendiri sebenarnya memiliki sebuah makna yang indah. Corona berasal dari bahasa latin yang artinya "Makhota".
Santa Corona
Santa Corona ini hidup dan lahir di daerah Anzu Wilayan Italia Utara, di era tahun 170 Masehi, di masa pemerintahan Marcus Aurelius.
Santa Corona dinyakini menjadi seorang Santa karena pengorbanannya sebagai Martir karena Imannya pada Yesus Kristus. Yang oleh karena Iman dan Pengakuannya menjadi pengikit kristiani, ia disiksa dan dibunuh.
Pada masa itu adalah masa-masa dimana mulai orang-orang kristiani perdana mulai bermunculan. Termasuk diantaranya adalah Santa Corona.
Kekuasaan pemerintahan yang sedang berkuasa saat itu adalah kekuasaan dibawah Kaisar Marcus Aurelius yang memiliki kebencian terhadap pengikut Kristus.
Orang-orang kristiani saat itu selalu dicari dan dijadikan korban persekusi dan eksekusi bagi yang tidak menuruti kemauan Kaisar Marcul Aurelius, khususnya untuk mengingkari iman yang dimiliki orang kristiani.
Saat itu di usia 16 tahun, santa corona menikah dengan seorang prajurit romawi yang bernama St. Victor yang beragama Katolik, namun Santa Corona belum mengetahui bahwa suaminya adalah pengikut Kristus. Di kemudian hari, akhirnya setelah mengetahui suaminya dalha pengikut kristus, Santa Corona juga mengikutinya sebagai pengikut kristus juga.
Suatu ketika, ada seorang hakim yang memang anti orang-orang kristiani, yaitu Hakim sebastian. Dihadapannya, Santo Victor dijatuhi hukuman karena imannya.
Santo Victor disiksa dan dicambuk yang praktis juga merobek kulitnya. Penyiksan itu dilakukan di depan umum. Penderitaan dan siksaan yang diterimanya, tidak lantas melunturkan cintanya kepada Kristus. Ia tak sekalipun menolak dan membuang keyakinannnya tersebut.
Mendengar dan mengetahui berita penyiksaan yang dilakukan oleh penguasa romawi tersebut terhadap suaminya. Santa Corona pun tergerak hatinya dan mendapat semangat heroik akan pengakuan imanya pada Kristus pun berkobar.
Ia pun datang dengan lantang menyatakan dirinya sebagai seorang Kristiani dan ingin menyelamatkan Victor Suaminya, dari siksaan yang diterima.
Namun Santa Corona ditangkap pula karena keberaniannya itu. Saat hendak ditangkap santa corona pun mulai berlutu dan berdoa.
Selanjutnya, penyiksaan pun terjadi pada Santa Corona juga Santo Victor Suaminya. Tangan dan kaki mereka di ikat pada pohon Palem yang telah ditekuk ke tanah. Posisi tubuh sengaja dibalik dengan posisi kepala di bawah dan kali di atas
Jika Pohon palem tersebut dilepaskan dari tekukannya, secara otomatis, tangan, kaki dan tubuh akan terkoyak karena kebasan pohon palem tersebut.
Karena penyiksaan tersebut, akhirnya Santa Corona dan Santo Viktor menghembuskan nafasnya yang terakhir demi kemuliaan Kristus.
Menurut cerita martyrologi, tempat penyiksaan santo Victor dan Santa Corona tersebut terjadi di Damaskus - Suriah.
Jenazah kedua santo dan santa tersebut pada tahun 1943 dan 1981 diperiksa ulang kembali yang menemukan sebuah tanda yang menyatakan bahwa tulang-tulang tersebut berasal dari tulang laki-laki dan perempuan.
Di tahun 1981, para arkeolog menemukan bahwa tempat dimana tulang itu berasal benar-benar dari Suriah, yang dibuktikan dengan penemuannya dengan serbuk sari cedar yang merupakan tanaman khas dari selat mediterania yang secara khusus berasal dari Suriah dan Siprus.
Kedua Jenazah tersebut sejak abah ke -IX ditempatkan di sebuah Basilika di Anzu Italia Utara. Yang secara kebetulan juga menjadi tempat dimana Lock-down pertama kali di tetapkan karana pandemi COVID-19 di Uni Eropa. Kedua Jenazah santa Corona dan Victor telah dilestarikan sejak abad ke 9.
Santa Pelindung Gerakan Anti Wabah dan Pendemi
Menutur Aleteia.org Santa Corona dan Santo Victor adalah orang kudus pra jemaat yang artinya ini adalah Mereka diakui sebagai santo santa sebelum adanya proses kanoniasai gereja mendapat standarisasi.
Sebagai catatan bahawa orang suci pertama dengan kanonosai terstandarisasi adalah Uskup Augsburd yaitu Ulric yang wafat pada tahun 973, yang dikanonoasi oleh paus Johanes XV di konsili lateran tahun 993. Kanonisasi ditetapkan sebagai salah satu hukum gereja adalan pada masa Paus Gregorius IX (1227-1241)
Untuk Santa Corona, namanya sangat hidup di wilayah eropa dengan bahasa Jerman yaitu wilayah Austria dan Bavaria.
Di dua saerah tersebut, kini nama santa Corona di patrikan sebagai seorang Santa sebagai pelindung bagi gerakanan kegiatan yang memerangi wabah penyakit, terlebih untuk penyakit yang sudah menjadi pandemi, termasuk Pandemi COVID-19 ini.
Peringatan Santa Corona sendiri juga Santo Victor ditetapkan peringatannya yang sama tanggalnya dengan santo Matias pengganti Yudas Iakariot yaitu diperingati setiap tanggal 14 Mei.
Mungkin Santo Corona belum begitu akrab di telinga warga katolik Indonesia, namun hal tersebut benar adanya.
Marilah kita memohon bantuan doa dari ke dua santo dan santa tersebut,untukdijauhkan dari Epidemi dan Wabah Penyakit Corona.
Sumber:
- aleteia.org/2020/03/14/yes-theres-actually-a-st-corona-and-shes-buried-in-the-middle-of-the-pandemic/
- catholicpilgrimageph.com (It' s true - There's a St. Corona and She is a patron saint of pademics")
Sebuah kekuasaan dunia yang merasa dirinya paling hebat, tidak bisa menyelesaikan penyakit corona ini secara sendirian, hanya sebuah kebersamaan dalam berusaha dan sebuah pengharapan pada sang pemberi hidup itu sendiri.
Kebersamaan bukan berarti harus berkumpul beramai-ramai. Kebersamaan ini bisa diwujudkan dalam tindakan nyata untuk langka-langkah yang diyakini dapat membaharui keadan menjadi lebih baik. Kebersamaaan juga bukan berarti harus berkerumun dan berkumpul di temopat ibadah secara bersama-sama sebagai sebuah ritual saja, kebarsamaanitu bisa diwujudkan dalam berdoa bersama-sama dalam kehningan di setiap rumah dimana anda tinggal.
Oleh karena virus corona Vatikan sepi, Yerusalem sunyi, Tembok Ratapan dipagari, Paskah tak pasti, Ka'bah ditutup, Shalat Jumat dirumahkan, Umroh batal, jugab Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.
Corona datang, seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh ! , Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu, Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.
Dengan datangnya corona, kita dipaksa harus mencari Tuhan bukan di dalam keramaian tetapi dalam kesunyian.
"Stay at Home" - Tuhan tetap hadir disetiap waktu hidup kita.
Santa Corona - Seorang Martir dan Pengaku Iman
Dalam kehidupan orang Katolik, sebuah doa selalu bisa langsung dinyatakan secara pribadi kepada Allah / Tuhan. Namun ada cara lain yang diakui dan diyakini sebagai salah satu tradisi yang ada di Gereja katolik yaitu Sebuah Devosi Kepada Para Kudus di Surga.Devosi ini diartikan, kita boleh meminta bantuan kepada seorang yang dinyatakan kudus, menjadi perantara doa kita kepada Allah. Bukan berarti kita men-Tuhan-kan para santo santa, melainkan kita memohon bantuannya untuk mendoakan kita kepada Allah karena kekudusan yang telah mereka peroleh.
Banyak orang kudus atau santo-santa yang dipercayai sebagai bisa sebagai perantara doa pertolongan terhadap banyaknya permasalahan yang kita hadapi.
Di saat kondisi atau keadaan seperti sekarang ini yang dihubungakn dengan situasi penyebaran pandemi COVID-19, ternyata terdapat seorang Santa yang berasal dari Italia utara yang dinobatkan oleh gereja sebagai Pendoa dan pelindung bagi semua kegiatan dan gerakan untuk melawah wabah penyakit, terlebih kasus penyakit pandemi.
Bukan sebuah kebetulan pastinya, nama orang kudus tersebut ternyata memiliki kesamaan dengan nama virus yang melanda dunia saat ini, yaitu Corona.
Untuk arti kata Corona sendiri sebenarnya memiliki sebuah makna yang indah. Corona berasal dari bahasa latin yang artinya "Makhota".
Santa Corona
Santa Corona ini hidup dan lahir di daerah Anzu Wilayan Italia Utara, di era tahun 170 Masehi, di masa pemerintahan Marcus Aurelius.
Santa Corona dinyakini menjadi seorang Santa karena pengorbanannya sebagai Martir karena Imannya pada Yesus Kristus. Yang oleh karena Iman dan Pengakuannya menjadi pengikit kristiani, ia disiksa dan dibunuh.
Pada masa itu adalah masa-masa dimana mulai orang-orang kristiani perdana mulai bermunculan. Termasuk diantaranya adalah Santa Corona.
Kekuasaan pemerintahan yang sedang berkuasa saat itu adalah kekuasaan dibawah Kaisar Marcus Aurelius yang memiliki kebencian terhadap pengikut Kristus.
Orang-orang kristiani saat itu selalu dicari dan dijadikan korban persekusi dan eksekusi bagi yang tidak menuruti kemauan Kaisar Marcul Aurelius, khususnya untuk mengingkari iman yang dimiliki orang kristiani.
Saat itu di usia 16 tahun, santa corona menikah dengan seorang prajurit romawi yang bernama St. Victor yang beragama Katolik, namun Santa Corona belum mengetahui bahwa suaminya adalah pengikut Kristus. Di kemudian hari, akhirnya setelah mengetahui suaminya dalha pengikut kristus, Santa Corona juga mengikutinya sebagai pengikut kristus juga.
Suatu ketika, ada seorang hakim yang memang anti orang-orang kristiani, yaitu Hakim sebastian. Dihadapannya, Santo Victor dijatuhi hukuman karena imannya.
Santo Victor disiksa dan dicambuk yang praktis juga merobek kulitnya. Penyiksan itu dilakukan di depan umum. Penderitaan dan siksaan yang diterimanya, tidak lantas melunturkan cintanya kepada Kristus. Ia tak sekalipun menolak dan membuang keyakinannnya tersebut.
Mendengar dan mengetahui berita penyiksaan yang dilakukan oleh penguasa romawi tersebut terhadap suaminya. Santa Corona pun tergerak hatinya dan mendapat semangat heroik akan pengakuan imanya pada Kristus pun berkobar.
Ia pun datang dengan lantang menyatakan dirinya sebagai seorang Kristiani dan ingin menyelamatkan Victor Suaminya, dari siksaan yang diterima.
Namun Santa Corona ditangkap pula karena keberaniannya itu. Saat hendak ditangkap santa corona pun mulai berlutu dan berdoa.
Selanjutnya, penyiksaan pun terjadi pada Santa Corona juga Santo Victor Suaminya. Tangan dan kaki mereka di ikat pada pohon Palem yang telah ditekuk ke tanah. Posisi tubuh sengaja dibalik dengan posisi kepala di bawah dan kali di atas
Jika Pohon palem tersebut dilepaskan dari tekukannya, secara otomatis, tangan, kaki dan tubuh akan terkoyak karena kebasan pohon palem tersebut.
Karena penyiksaan tersebut, akhirnya Santa Corona dan Santo Viktor menghembuskan nafasnya yang terakhir demi kemuliaan Kristus.
Menurut cerita martyrologi, tempat penyiksaan santo Victor dan Santa Corona tersebut terjadi di Damaskus - Suriah.
Jenazah kedua santo dan santa tersebut pada tahun 1943 dan 1981 diperiksa ulang kembali yang menemukan sebuah tanda yang menyatakan bahwa tulang-tulang tersebut berasal dari tulang laki-laki dan perempuan.
Di tahun 1981, para arkeolog menemukan bahwa tempat dimana tulang itu berasal benar-benar dari Suriah, yang dibuktikan dengan penemuannya dengan serbuk sari cedar yang merupakan tanaman khas dari selat mediterania yang secara khusus berasal dari Suriah dan Siprus.
Kedua Jenazah tersebut sejak abah ke -IX ditempatkan di sebuah Basilika di Anzu Italia Utara. Yang secara kebetulan juga menjadi tempat dimana Lock-down pertama kali di tetapkan karana pandemi COVID-19 di Uni Eropa. Kedua Jenazah santa Corona dan Victor telah dilestarikan sejak abad ke 9.
Santa Pelindung Gerakan Anti Wabah dan Pendemi
Menutur Aleteia.org Santa Corona dan Santo Victor adalah orang kudus pra jemaat yang artinya ini adalah Mereka diakui sebagai santo santa sebelum adanya proses kanoniasai gereja mendapat standarisasi.
Sebagai catatan bahawa orang suci pertama dengan kanonosai terstandarisasi adalah Uskup Augsburd yaitu Ulric yang wafat pada tahun 973, yang dikanonoasi oleh paus Johanes XV di konsili lateran tahun 993. Kanonisasi ditetapkan sebagai salah satu hukum gereja adalan pada masa Paus Gregorius IX (1227-1241)
Untuk Santa Corona, namanya sangat hidup di wilayah eropa dengan bahasa Jerman yaitu wilayah Austria dan Bavaria.
Di dua saerah tersebut, kini nama santa Corona di patrikan sebagai seorang Santa sebagai pelindung bagi gerakanan kegiatan yang memerangi wabah penyakit, terlebih untuk penyakit yang sudah menjadi pandemi, termasuk Pandemi COVID-19 ini.
Peringatan Santa Corona sendiri juga Santo Victor ditetapkan peringatannya yang sama tanggalnya dengan santo Matias pengganti Yudas Iakariot yaitu diperingati setiap tanggal 14 Mei.
Mungkin Santo Corona belum begitu akrab di telinga warga katolik Indonesia, namun hal tersebut benar adanya.
Marilah kita memohon bantuan doa dari ke dua santo dan santa tersebut,untukdijauhkan dari Epidemi dan Wabah Penyakit Corona.
Doa Santa Corona
Berikut terlampir Doa Mohon Perlindungan Kepada Allah Melalui Santa CoronaDoa Santa Corona - Sumber www.sesawi.net |
Sumber:
- aleteia.org/2020/03/14/yes-theres-actually-a-st-corona-and-shes-buried-in-the-middle-of-the-pandemic/
- catholicpilgrimageph.com (It' s true - There's a St. Corona and She is a patron saint of pademics")
Posting Komentar untuk "Riwayat Santa Corona (14 Mei) - Pelindung dari Pandemi Corona - Seorang Martir dan Pengaku Iman"