Kisah dan Teladan Santa Sesilia ( 22 November ) - Beserta Variasi dan Arti Nama- Perawan dan Martir Pelindung Musik Gereja dan Musisi
Salah satu orang Kudus santo santa yang diperingati bulan November ini adalah Santa Cecilia / Sesilia yang dirayakan pada 22 November setiap tahunnya.
Santa Cecilia menjadi seorang yang dinyatakan kudus karena keteladannya memegang iman yang tak tergoyahkan kepada Kristus. Ia mempersembahkan kemurniannya untuk Kristus sendiri dan rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan iman yang diyakini tersebut.
Untuk riwayat hidup Santa Cecilia sepertinya tidak tercatat secara rinci bagaimana dan kapan kejadian-kejadian hidupnya itu terjadi.
Cerita Santa Cecilia nampak seperti sebuah cerita tradisi dan legenda, bahkan ada yang mempertentangkan akan kisah kemartirannya yang akhirnya tetap diakui dengan sebuah kesepakatan, kajian khusus akan kemartiran dan kekudusannya itu...
Dalam kebiasaan sehari-harinya khususnya dalam berpakaian, Cecila tak menampilkan atau memakai gaun-gaun yang biasa dipakai bangsawan seperti gaun yang Indah pada zaman itu. Ia sungguh berpenampilan sederhana.
Dari masa mudanya Cecilia telah mempersembahakan diri seutuhnya untuk pasangan pengantin yang dipilihnya sendiri yaitu Kristus Sendiri. Ia tetap menjaga kemurnian / keperawanan yang ia miliki hanya untuk kemuliaan Tuhan, berkaul untuk hidup suci murni dan tidak menikah.
Namun suatu ketika, terjadi sebuah peristiwa yang menjadi tantangan kehidupan yang bertolak belakang dengan apa yang menjadi prinsip hidupnya.
Saat ia dewasa, ayahnya ingin menikahkannya dengan seorang bangsawan yang bernama Valerian.
Valerian sendiri adalah seorang yang berbeda dengan dirinya, ia bukan seorang kristen, ia masih belum mengenal Kristus saat itu, dan masih menjadi penyembah berhala yang jelas tidak mengakui adanya Tuhan.
Pada saat dimana waktu pernikahan tiba, dimana keadaan saat itu adalah waktu yang penuh keramaian dan kegembiraan menyambut pernikahan yang terjadi, Cecilia sekali waktu menyendiri dan terdiam serta di dalam hatinya melambungkan puji-pujian, mendaraskan Mazmur, meminta pertolongan kepada Tuhan.
Ia tak ingin mengingkari janji suci pada pengantin surgawinya, yaitu Kristus sendiri.
Ketika Cecilia dan Valerian mendapat waktu khusus berdua, Cecilia mengungkapkan isi hati sebagai rahasianya kepada Valerian.
Ia berkata: "aku mempunyai suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Aku mohon agar engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku telah berkaul untuk mempersembahkan kesucianku kepada Kristus, dan aku mempunyai seorang malaikat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku, maka malaekat pelindungku itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati kesucianku, maka malaikat pelindungku itu akan mencintai engkau sebagaimana dia mencintai aku."
Mendengarkan pengakuan dari Cecilia, Valerian pun terperanjat mendengarkan hal itu.
Karena masa itu adalah masa penganiayaan bagi orang-orang yang mengikuti Kristus, dimana menjadi seorang Kristiani akand diburu, ditangkap dan akhirnya bisa di hukum mati.
Walaupun seperti itu, Valerianpun tetap menyikapi dengan lembut, namun juga ingin membuktikan apa yang dikatakan oleh Cecilia.
Valerian pun meminta sebuah pembuktian, "Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.”
Mendengar hal itu, Cecilia mencoba dengan keberanian untuk mengajak Valeian Suaminya untuk dibaptis terlebih dahulu agar bisa melihat malaikat seperti apa yang ia ceritakan itu,
Cecilia menjawabnya demikian “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan maka engkau akan melihat malaikatku.”
Melihat keseharian Cecilia yang menjiwai Kekristenannya, Valerianpun terkesan.
Sehingga suatu ketia ia bertemu dengan Uskup Urban dengan maksud ingin menjadi seorang Kristiani.
Uskup Urban menerimanya dengan gembira, Ia mengakui iman Kristen dan memberikan diri dibaptis.
Setelah itu, Valerian kembali pulang ke rumah. Ia menjumpai istrinya Cecilia sedang berdoa dan terlihat para malaikat bersamanya. Ia sangat terkesima melihatnya.
Sang malaikat berbicara kepada mereka berdua: “Aku mempunyai suatu mahkota bunga untuk kalian masing-masing yang dikirim dari surga. Jika kalian tetap setia kepada Tuhan maka ia akan memberikan penghargaan dengan wangi semerbak surga abadi yang kekal.”
Malaikat itu pun memahkotai Cecilia dengan bunga mawar, dan Valerian dengan suatu rangkaian bunga bakung berbentuk lingkaran. Keharuman aroma bunga yang semerbak mengisi keseluruhan rumah mereka.
Kisah merekapun nampaknya memberi berkat kepada yang lain, dan terus menular.
Seperti pada saudara dari Valerian sendiri yang bernama Tiburtius. Malaikat menawarkan keselamatan kepada Tiburtius apabila ia mau meninggalkan segala bentuk pemujaan palsu yang dianutnya.
Lalu ia mendengarkan pengajaran tentang Yesus yang begitu indah keluar dari mulut Cecilia sendiri, sehingga tak lama dari itu Tiburtiuspun memberikan diri untuk dibaptis dan menjadi Kristen.
Bersama sama, Valerius dan Tiburtius mengerjakan segala perbuatan kasih berlandaskan Kritus sendiri. Mereka banyak berbuat amal.
Karena masa itu juga masih dalam masa penganiayaan bagi orang Kristiani, banyak orang Kritiani yang tertangkap dan terbunuh, mereka mehgambil bagian dalam mengambil jenasah tersebut yang sudah terbunuh untuk dikuburkan secara layak.
Namun penangkapan pada orang-orang Kristen sampai pada diri mereka sendiri.
Mereka tertangkap oleh Almachius yang memerintah pada saat itu, dan meminta untuk meninggalkan kepercayaan barunya, namun mereka berdua tetap dengan berani dan setia pada Kristus daripada mengingkarinya.
Mereka dihukum cambuk, dan bersamaan dengan mereka juga ada seorang yang bernama Maximus yang memproklamirkan dirinya sebagai pengikut Kristus. Pada akhirnya, ketiganya dihukum pancung sekitar empat mil jauhnya dari Roma oleh Pagus Triopius.
Kematian mereka bertiga, dan orang-orang yang di kasihinya disaksikan oleh Cecilia. Cecilia pun mengungkapkan “Hari ini aku menyambut engkau saudaraku karena cinta Tuhan telah membuat engkau menolak berhala.”
Cecilia menguburkan mereka pada Katakombe Praetextatus.
Setelah kejadian tersebut, tempat Cecilia menjadi tempat ibadah. Banyak orang yang sebelumnya kafir atau belum mengenal Kristus bertobat dan menjadi Kristen. Uskup Urban pun berkunjung ke tempat Cecilia dan membaptis banyak orang disana.
Karena kejadian itu, Almachius pun menangkap Cecilia dan harus menghadapai seperti apa yang sudah terjadi pada Valerius, Tiburtius, dan MAximus sebelumnya untuk mengingkari imannya dan untuk berbalik arah.
Cecilia tetap teguh akan imannya, dan akhirnya Cecilia dijatuhi hukuman yaitu dibakar hidup-hidup yang terjadi pada rumah Cecilia sendiri.
Namun hukum bakar tersebut tak menghanguskan tubuh Cecilia, hingga akhirnya Cecilia harus menerima tambahan hukuman berupa pemenggalanm kepala, dengan penebasan pedang sebanyak tiga kali ke leher Cecilia.
Seketika itu juag Cecilia rebah. Namun saat ajal mendekat, Cecilia mengacungkan dua tangan dengan tiga jari di jari yang satu dan satu jari di tangan satunya.
Ia pun lalu meninggal dengan posisi tersebut yang menunjukkan arti bahwa ia menyatakan imannya hanya kepada Allah Tritunggal Mahakudus. Ia pun menerima mahkota kemartiran di surga.
Kejadian dan kisah hidup Cecilia yang dikatakan sebagai Martir dan orang kudus atau santa awalnya menjadi masalah, karena ada anggapan dari Pandangan Agustinus dan Tertullian yang ada pada saat itu bahwa penyiksaan yang dialami Santa Cecilia tidak banyak diketahui dan tidak ada bukti yang kuat serta kemartiran Santa Cecilia terjadi dalam tempat .
Namun kemudian sekitar tahun 488 seorang pengungsi dari Afrika yang tidak diketahui namanya datang ke kota Roma. Ia memperdebatkan pandangan Agustinus dan Tertullian yang keliru itu.
Sehingga akhirnya pada tahun 545, Martyrologium Hieronymainum telah mengakui Santa Cecilia sebagai martir, meskipun tidak mempunyai informasi historis yang tepat. Yang diketahui adalah Santa Cecilia merupakan seorang martir yang membela iman kekristenannya yang tidak akan tergoyahkan walaupun dengan mengorbankan nyawanya sendiri sekalipun.
Menurut cerita yang beredar, Jenazah Cecilia dikuburkan dalam Katakombe St. Callistus, kemudian ditahun 757 dipindahkan oleh Lombard ke Katakombe Praetextatus yang disana juga terdapat kubur Valerian dan Tiburtius. Pemindahan itu dimaksudkan untuk menghindari pencurian Tubuh Cecilia.
Pemindahan jenazah pun masih terus berlangsung kembali, yaitu sekitar 817 – 824, Paus St. Paschal I memindahkan tubuh St. Cecilia beserta Valerian, Tiburtius dan Maximus dan seluruh barang peninggalannya ke Gereja St. Cecilia Trastevere Roma dan diletakkan pada sebuah altar gereja tersebut.
Di tahun 1599, ketika Kardinal Sfondrati hendak memperbaiki gereja itu, ia menemukan ke-empat jenazah tersebut. Ketika peti kuburan tempat dimana St. Cecilia dikubur dibuka, ia melihat bahwa tubuh St. Cecilia masih utuh. Banyak orang yang melihatnya dan mereka diberkati serta memperoleh banyak mukjizat
Oleh karena kekaguman akan cerita dari Cecilia ini, banyak karya seni dan literatur yang mengabadikan kisah Santa Cecilia ini.
Seperti oleh Carlo Maderna. ia melukiskan tentang kemartiran dari St. Cecilia melalui sebuah patung terbuat dari pualam indah yang diletakkan pada altar gereja St. Cecilia di Trastevere.
Di abad ke 5 banyaknya mosaik, lukisan dinding dan miniatur yang muncul.
Sekitar abag ke 15 - Santa Cecilia mulai dilukiskan dalam ekspresi wajahnya yang mengumandangkan kidung mazmur pada saat pernikahannya sedang berlangsung. Tangannya dilukiskan sedang berada pada alat musik dan sedang bernyanyi sebagai pujian kepada Allah.
Selain Ada juga peninggalan lain yang menggambarkan Santa Cecilia sebagai pelindung musik gereja dan para musisi yaitu sebuah lukisan modern dalam gereja San Giovanni dekat Bologna yang dilukis Raphael mengenai St. Cecilia.
Lukisan ini menggambarkan, “St. Cecilia berdiri di tengah-tengah dengan jubah mewah berwarna keemas-emasan, dengan rambut panjangnya terurai. Tangannya terletak pada sebuah organ kecil, dengan ekspresi wajahnya memandang ke atas bagaikan mendengarkan suara paduan sekelompok para malaikat yang sedang bernyanyi. Dan kakinya pun mengikuti irama nyanyian para malaikat itu. Di sebelah kanan St. Cecilia berdiri St. Paulus. Di sebelah kiri dihadapannya berdiri St. Magdalena, dan dibelakangnya St. Agustinus.”
Tak kalah dengan karya seni yang lain, ada juga pahatan yang dibuat saat Kardinal Sfondrati menemukan bagaimana tubuh dari St. Cecilia ini ditemukan dalam peti matinya yang tak hancur walau sudah dikubur bertahun-tahun lamanya, yaitun sebuah pahatan yang menggambarkan ketika St. Cecilia berbaring dalam peti matinya dengan tangan yang mengekspresikan Allah Tritunggal yang Mahakudus.
Itulah kisah Santa Cecilia bak legenda yang sangat masyur akan kekristenan dan pengakuan kuat akan iman pada Kristus.
Dengan adanya Santa Cecilia kita diajarkan akan sebuah Teladan bahwa dalam segala derita yang kita alami kita tidak boleh mengingkari akan Kristus yang kita imani dan dengan sepenuh jiwa raga mempertahankannya, jika kita dalam kesulitan mintalah selalu pertolonganpada-Nya.
Kita diharapkan bisa membawa sabda Yesus ke dalam hati kita agar selalu memberikan semangat hidup kekristenan pada diri kita.
kita juga diajarkan untuk bisa memberikan pengajaran pada orang-orang yang belum mengenal kristus untuk mneyenalnya,
Santa Cecilia menjadi seorang yang dinyatakan kudus karena keteladannya memegang iman yang tak tergoyahkan kepada Kristus. Ia mempersembahkan kemurniannya untuk Kristus sendiri dan rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan iman yang diyakini tersebut.
Untuk riwayat hidup Santa Cecilia sepertinya tidak tercatat secara rinci bagaimana dan kapan kejadian-kejadian hidupnya itu terjadi.
Cerita Santa Cecilia nampak seperti sebuah cerita tradisi dan legenda, bahkan ada yang mempertentangkan akan kisah kemartirannya yang akhirnya tetap diakui dengan sebuah kesepakatan, kajian khusus akan kemartiran dan kekudusannya itu...
Kisah Hidup Santa Cecilia
Kehidupan Santa Cecilia hanya diketahui terjadi pada masa awal Gereja. Cecilia adalah seorang gadis cantik dari kalangan bangsawan Romawi, dan Ia adalah seseorang yang sudah menjadi Kristen pengikut Kristus.Dalam kebiasaan sehari-harinya khususnya dalam berpakaian, Cecila tak menampilkan atau memakai gaun-gaun yang biasa dipakai bangsawan seperti gaun yang Indah pada zaman itu. Ia sungguh berpenampilan sederhana.
Dari masa mudanya Cecilia telah mempersembahakan diri seutuhnya untuk pasangan pengantin yang dipilihnya sendiri yaitu Kristus Sendiri. Ia tetap menjaga kemurnian / keperawanan yang ia miliki hanya untuk kemuliaan Tuhan, berkaul untuk hidup suci murni dan tidak menikah.
Namun suatu ketika, terjadi sebuah peristiwa yang menjadi tantangan kehidupan yang bertolak belakang dengan apa yang menjadi prinsip hidupnya.
Saat ia dewasa, ayahnya ingin menikahkannya dengan seorang bangsawan yang bernama Valerian.
Valerian sendiri adalah seorang yang berbeda dengan dirinya, ia bukan seorang kristen, ia masih belum mengenal Kristus saat itu, dan masih menjadi penyembah berhala yang jelas tidak mengakui adanya Tuhan.
Pada saat dimana waktu pernikahan tiba, dimana keadaan saat itu adalah waktu yang penuh keramaian dan kegembiraan menyambut pernikahan yang terjadi, Cecilia sekali waktu menyendiri dan terdiam serta di dalam hatinya melambungkan puji-pujian, mendaraskan Mazmur, meminta pertolongan kepada Tuhan.
Ia tak ingin mengingkari janji suci pada pengantin surgawinya, yaitu Kristus sendiri.
Ketika Cecilia dan Valerian mendapat waktu khusus berdua, Cecilia mengungkapkan isi hati sebagai rahasianya kepada Valerian.
Ia berkata: "aku mempunyai suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Aku mohon agar engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku telah berkaul untuk mempersembahkan kesucianku kepada Kristus, dan aku mempunyai seorang malaikat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku, maka malaekat pelindungku itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati kesucianku, maka malaikat pelindungku itu akan mencintai engkau sebagaimana dia mencintai aku."
Mendengarkan pengakuan dari Cecilia, Valerian pun terperanjat mendengarkan hal itu.
Karena masa itu adalah masa penganiayaan bagi orang-orang yang mengikuti Kristus, dimana menjadi seorang Kristiani akand diburu, ditangkap dan akhirnya bisa di hukum mati.
Walaupun seperti itu, Valerianpun tetap menyikapi dengan lembut, namun juga ingin membuktikan apa yang dikatakan oleh Cecilia.
Valerian pun meminta sebuah pembuktian, "Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.”
Mendengar hal itu, Cecilia mencoba dengan keberanian untuk mengajak Valeian Suaminya untuk dibaptis terlebih dahulu agar bisa melihat malaikat seperti apa yang ia ceritakan itu,
Cecilia menjawabnya demikian “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan maka engkau akan melihat malaikatku.”
Melihat keseharian Cecilia yang menjiwai Kekristenannya, Valerianpun terkesan.
Sehingga suatu ketia ia bertemu dengan Uskup Urban dengan maksud ingin menjadi seorang Kristiani.
Uskup Urban menerimanya dengan gembira, Ia mengakui iman Kristen dan memberikan diri dibaptis.
Setelah itu, Valerian kembali pulang ke rumah. Ia menjumpai istrinya Cecilia sedang berdoa dan terlihat para malaikat bersamanya. Ia sangat terkesima melihatnya.
Sang malaikat berbicara kepada mereka berdua: “Aku mempunyai suatu mahkota bunga untuk kalian masing-masing yang dikirim dari surga. Jika kalian tetap setia kepada Tuhan maka ia akan memberikan penghargaan dengan wangi semerbak surga abadi yang kekal.”
Malaikat itu pun memahkotai Cecilia dengan bunga mawar, dan Valerian dengan suatu rangkaian bunga bakung berbentuk lingkaran. Keharuman aroma bunga yang semerbak mengisi keseluruhan rumah mereka.
Kisah merekapun nampaknya memberi berkat kepada yang lain, dan terus menular.
Seperti pada saudara dari Valerian sendiri yang bernama Tiburtius. Malaikat menawarkan keselamatan kepada Tiburtius apabila ia mau meninggalkan segala bentuk pemujaan palsu yang dianutnya.
Lalu ia mendengarkan pengajaran tentang Yesus yang begitu indah keluar dari mulut Cecilia sendiri, sehingga tak lama dari itu Tiburtiuspun memberikan diri untuk dibaptis dan menjadi Kristen.
Bersama sama, Valerius dan Tiburtius mengerjakan segala perbuatan kasih berlandaskan Kritus sendiri. Mereka banyak berbuat amal.
Karena masa itu juga masih dalam masa penganiayaan bagi orang Kristiani, banyak orang Kritiani yang tertangkap dan terbunuh, mereka mehgambil bagian dalam mengambil jenasah tersebut yang sudah terbunuh untuk dikuburkan secara layak.
Namun penangkapan pada orang-orang Kristen sampai pada diri mereka sendiri.
Mereka tertangkap oleh Almachius yang memerintah pada saat itu, dan meminta untuk meninggalkan kepercayaan barunya, namun mereka berdua tetap dengan berani dan setia pada Kristus daripada mengingkarinya.
Mereka dihukum cambuk, dan bersamaan dengan mereka juga ada seorang yang bernama Maximus yang memproklamirkan dirinya sebagai pengikut Kristus. Pada akhirnya, ketiganya dihukum pancung sekitar empat mil jauhnya dari Roma oleh Pagus Triopius.
Kematian mereka bertiga, dan orang-orang yang di kasihinya disaksikan oleh Cecilia. Cecilia pun mengungkapkan “Hari ini aku menyambut engkau saudaraku karena cinta Tuhan telah membuat engkau menolak berhala.”
Cecilia menguburkan mereka pada Katakombe Praetextatus.
Setelah kejadian tersebut, tempat Cecilia menjadi tempat ibadah. Banyak orang yang sebelumnya kafir atau belum mengenal Kristus bertobat dan menjadi Kristen. Uskup Urban pun berkunjung ke tempat Cecilia dan membaptis banyak orang disana.
Karena kejadian itu, Almachius pun menangkap Cecilia dan harus menghadapai seperti apa yang sudah terjadi pada Valerius, Tiburtius, dan MAximus sebelumnya untuk mengingkari imannya dan untuk berbalik arah.
Cecilia tetap teguh akan imannya, dan akhirnya Cecilia dijatuhi hukuman yaitu dibakar hidup-hidup yang terjadi pada rumah Cecilia sendiri.
Namun hukum bakar tersebut tak menghanguskan tubuh Cecilia, hingga akhirnya Cecilia harus menerima tambahan hukuman berupa pemenggalanm kepala, dengan penebasan pedang sebanyak tiga kali ke leher Cecilia.
Seketika itu juag Cecilia rebah. Namun saat ajal mendekat, Cecilia mengacungkan dua tangan dengan tiga jari di jari yang satu dan satu jari di tangan satunya.
Ia pun lalu meninggal dengan posisi tersebut yang menunjukkan arti bahwa ia menyatakan imannya hanya kepada Allah Tritunggal Mahakudus. Ia pun menerima mahkota kemartiran di surga.
Kejadian dan kisah hidup Cecilia yang dikatakan sebagai Martir dan orang kudus atau santa awalnya menjadi masalah, karena ada anggapan dari Pandangan Agustinus dan Tertullian yang ada pada saat itu bahwa penyiksaan yang dialami Santa Cecilia tidak banyak diketahui dan tidak ada bukti yang kuat serta kemartiran Santa Cecilia terjadi dalam tempat .
Namun kemudian sekitar tahun 488 seorang pengungsi dari Afrika yang tidak diketahui namanya datang ke kota Roma. Ia memperdebatkan pandangan Agustinus dan Tertullian yang keliru itu.
Sehingga akhirnya pada tahun 545, Martyrologium Hieronymainum telah mengakui Santa Cecilia sebagai martir, meskipun tidak mempunyai informasi historis yang tepat. Yang diketahui adalah Santa Cecilia merupakan seorang martir yang membela iman kekristenannya yang tidak akan tergoyahkan walaupun dengan mengorbankan nyawanya sendiri sekalipun.
Menurut cerita yang beredar, Jenazah Cecilia dikuburkan dalam Katakombe St. Callistus, kemudian ditahun 757 dipindahkan oleh Lombard ke Katakombe Praetextatus yang disana juga terdapat kubur Valerian dan Tiburtius. Pemindahan itu dimaksudkan untuk menghindari pencurian Tubuh Cecilia.
Pemindahan jenazah pun masih terus berlangsung kembali, yaitu sekitar 817 – 824, Paus St. Paschal I memindahkan tubuh St. Cecilia beserta Valerian, Tiburtius dan Maximus dan seluruh barang peninggalannya ke Gereja St. Cecilia Trastevere Roma dan diletakkan pada sebuah altar gereja tersebut.
Di tahun 1599, ketika Kardinal Sfondrati hendak memperbaiki gereja itu, ia menemukan ke-empat jenazah tersebut. Ketika peti kuburan tempat dimana St. Cecilia dikubur dibuka, ia melihat bahwa tubuh St. Cecilia masih utuh. Banyak orang yang melihatnya dan mereka diberkati serta memperoleh banyak mukjizat
Oleh karena kekaguman akan cerita dari Cecilia ini, banyak karya seni dan literatur yang mengabadikan kisah Santa Cecilia ini.
Seperti oleh Carlo Maderna. ia melukiskan tentang kemartiran dari St. Cecilia melalui sebuah patung terbuat dari pualam indah yang diletakkan pada altar gereja St. Cecilia di Trastevere.
Di abad ke 5 banyaknya mosaik, lukisan dinding dan miniatur yang muncul.
Sekitar abag ke 15 - Santa Cecilia mulai dilukiskan dalam ekspresi wajahnya yang mengumandangkan kidung mazmur pada saat pernikahannya sedang berlangsung. Tangannya dilukiskan sedang berada pada alat musik dan sedang bernyanyi sebagai pujian kepada Allah.
Selain Ada juga peninggalan lain yang menggambarkan Santa Cecilia sebagai pelindung musik gereja dan para musisi yaitu sebuah lukisan modern dalam gereja San Giovanni dekat Bologna yang dilukis Raphael mengenai St. Cecilia.
Lukisan ini menggambarkan, “St. Cecilia berdiri di tengah-tengah dengan jubah mewah berwarna keemas-emasan, dengan rambut panjangnya terurai. Tangannya terletak pada sebuah organ kecil, dengan ekspresi wajahnya memandang ke atas bagaikan mendengarkan suara paduan sekelompok para malaikat yang sedang bernyanyi. Dan kakinya pun mengikuti irama nyanyian para malaikat itu. Di sebelah kanan St. Cecilia berdiri St. Paulus. Di sebelah kiri dihadapannya berdiri St. Magdalena, dan dibelakangnya St. Agustinus.”
Tak kalah dengan karya seni yang lain, ada juga pahatan yang dibuat saat Kardinal Sfondrati menemukan bagaimana tubuh dari St. Cecilia ini ditemukan dalam peti matinya yang tak hancur walau sudah dikubur bertahun-tahun lamanya, yaitun sebuah pahatan yang menggambarkan ketika St. Cecilia berbaring dalam peti matinya dengan tangan yang mengekspresikan Allah Tritunggal yang Mahakudus.
Itulah kisah Santa Cecilia bak legenda yang sangat masyur akan kekristenan dan pengakuan kuat akan iman pada Kristus.
Dengan adanya Santa Cecilia kita diajarkan akan sebuah Teladan bahwa dalam segala derita yang kita alami kita tidak boleh mengingkari akan Kristus yang kita imani dan dengan sepenuh jiwa raga mempertahankannya, jika kita dalam kesulitan mintalah selalu pertolonganpada-Nya.
Kita diharapkan bisa membawa sabda Yesus ke dalam hati kita agar selalu memberikan semangat hidup kekristenan pada diri kita.
kita juga diajarkan untuk bisa memberikan pengajaran pada orang-orang yang belum mengenal kristus untuk mneyenalnya,
Ringkasan Informasi Santa Cecilia
Seorang Santa pelindung bagi musik Gereja, yang mempersembahkan hidupnya dengan kemurnian dan sanggup mempertahankan imannya sampai pada kemartiran yang dialami.- Lahir: Hidup pada abad ke-3
- Kota asal: Roma
- Kanonisasi: Pre-Congregation
- Perayaan: 22 November
- Lambang: Organ / Elektone
- Pelindung: Pelindung bagi Musik Gereja dan Para Musisi
Variasi Nama Cecilia
- Cecily, Cecelia, Cicely (English),
- Cécile (Dutch), Cäcilia, Cäcilie, Caecilia (German),
- Caecilia (Ancient Roman),
- Cecilija, Cila (Croatian),
- Cecilie, Cecílie (Czech),
- Cecilie, Cille, Silje, Sille (Danish),
- Cécile (French),
- Cecília, Cili (Hungarian),
- Sheila, Síle (Irish),
- Cecilie, Silje (Norwegian),
- Cecylia (Polish), Cecília (Portuguese),
- Tsetsiliya (Russian),
- Sìleas (Scottish),
- Cecília (Slovak),
- Cecilija, Cila, Cilka (Slovene)
- Cece, Celia, Sissy, Cissy, Sissie (English),
- Cilla (Swedish),
- Silja (Finnish),
- Cilla, Silke (Dutch),
- Silke, Zilla (German)
- Cecil (English),
- Cecilio (Italian),
- Cecilio (Spanish)
Posting Komentar untuk "Kisah dan Teladan Santa Sesilia ( 22 November ) - Beserta Variasi dan Arti Nama- Perawan dan Martir Pelindung Musik Gereja dan Musisi"