Kisah dan Teladan Santa Theresia dari Avila (15 Oktober) Beserta Variasi dan Arti Nama | Semangat Pembaharu Karmelit dan Doktor Gereja

Salah satu orang Kudus atau santo santa yang diperingati dalam Gereja Katolik di bulan Desember adalah Santa Theresia dari Avila. Pesta namanya dirayakan atau diperingati setiap tanggal 15 Oktober setiap tahunnya.

Ia juga disebut dengan nama lain sebagai Teresa de Avila, Teresa Sanchez Cepeda Davila y Ahumada, Teresa of Jesus, The Roving Nun, Theresa of Avila.

Ia adalah seorang yang sunguh mencintai Yesus dan memiliki semangat kemartiran dalam hidupnya, rela menyerahkan hidupnya hanya kepada Allah.

Ia menjadi seorang pendiri / pimpinan Ordo Karmel OCD pertama dan mendapat gelar sebagai "Doktor Gereja" karena pengajarannya.

Kisah Hidup Santa Theresia dari Avila

Santa Teresia / Teresa dari Avila atau sering dikenal juga dengan sebutan Santa Teresa dari Yesus memulai perjalanan hidupnya dari tahun 1515.

Teresia yang memiliki nama asli Teresa Sanchez de Cepeda y Ahumada ini lahir di Spanyol, Avila pada 28 Maret 1515 dan meninggal pada 4 Oktober 1582.

Ia lahir dalam keluarga berada, dan hidup dalam keluarga besar dengan sembilan bersaudara, serta disupnya didampingi oleh orang tua yang bijak dan taat kepada Allah.

Mulai di kisaran usia sembilan tahun, Theresia bersama kakaknya "Rogdigo" memulai tekun membaca kisah hidup para martir yang lambat laun membuat dirinya terinpirasi mengikuti jejak para martir tersebut.

Ia berpikir bahwa jalan cepat menuju ke surga adalah menjadi seorang martir, ia ingin bertemu dengan Allah. Dengan pemikiran seperti itu, suatu ketika Theresia dan Rogdigo mencoba melarikan diri dari menuju suatu tempat ke tanah bangsa Moor, dan dalam perjanan tersebut mereka berdoa agar bisa mati menjadi martir dan cepat bertemu dengan Tuhan.

Namun dalam perjalan, mereka bertemu dengan pamannya. Maka urunglah niat mereka, dan mereka di ajak pulangkembali bertemu dengan kedua orang tuanya yang sudah mencari dan menunggunya dengan cemas.

Selain kejadian tersebut, Theresia pun tak pantang menyerah ingin merasakan kedekatannya dengan Tuhan dengan cara mencoba melakukan tapa matiraga di halaman rumahnya. Namun akhirnya gagal juga karena fasilitasnya tidak tercukupi, tidak ada cukup batu-batu untuk membuat gua pertapaan.

Perjalan rohaninya pun tidak terhalang dengan peristiwa-peristiwa kecil yang pernah gagal, malah hal tersebut membuat pengalaman rohani menjadi kuat.

Beberapa tahun kemudian ia merefleksikan perjanan masa kanak-kanaknya tersebut dan meyakini dan menemukan kebenaran yang terangkum dalam dua prinsip dasar: "Fakta bahwa semua yang berasal dari dunia ini, berlalu” dan dipihak lain bahwa hanya Allah yang “abadi, abadi, abadi

Ia pun menulis sebuah Puisi:
Nada te turbe
nada te espante
todo se pasa.
Dios no se muda
la paciencia todo lo alcanza
quien a Dios tiene
nada le falta
Solo Dios basta!
   Tak ada apa pun yang mengganggumu
   tak ada apa pun yang menakutkanmu
   semuanya berlalu.
   Allah tidak membisu
   kesabaran menggapai segalanya
   siapa yang memiliki Allah
   tak kekurangan apa pun
   Allah saja, cukup!

Diusia 12 tahun, ia ditinggal mati oleh Ibunya. Kejadian itu membuat Theresia berdoa kepada Bunda Maria untuk menjadi Ibunya.

Dalam perkembangan masa remajanya, ia mulai menjajaki bacaan-bacaan percintaan, roman picisan, dan sejenisnya yang membuat beberapa waktu kemudian ia melupakan kehidupan religiusnya.

Namun ada saat dimana ia kembali lagi pada kehidupan religiusnya yaitu disaat ia mengalami sakit parah, ia kembali membaca kisah hidup santo St. Hieronimus yang hebat yang membuatnya bertekat kembali mempersembahkan seluruh hidupnya hanya untuk Kristus.

Selain itu pengalaman saat ia pernah di asramakan di Susteran St. Agustinus, Biara Santa Maria dari Segala Rahmat, Avila dengan banyak membaca buku rohani karya klasik spiritualitas fransiskan, mengajarkan Teresa tentang doa dan hidup batin.

Ia akhirnya berkeinginan masuk Biara. Di usia 20 tahun ia bergabung dengan Biara Karmel Inkarnasi, juga berada di Avila. IA mengambil nama biaranya dengan nama "Teresa dari Yesus".

Tiga tahun setelah hidup membiara, Teresa sakit keras, selama empat hari dalam keadaan koma tak sadarkan diri. Di sana ia merasakan sebuah pergumulan antara kerapuhan diri dan keteguhan atas panggilan Allah.

Pada tahun 1543 ia kehilangan kedekatan dengan keluarganya: ayahnya meninggal dan semua saudaranya, satu per satu, berimigrasi ke Amerika Selatan.

Pada masa prapaskah 1554, di usia 39 tahun, Teresa akhirnya mencapai puncak pergumulan melawan kerapuhan dirinya.

Setelah berbagai pergumulan yang dialami, akhirnya ia akhirnya mendapatkan kekuatan dari sebuah Lukisan /PAtung Yesus yang terluka yang sungguh membekas dalam hidupnya.

Ia pun menemukan gema kuat kesamaan dengan pengalaman St. Agustinus dalam bukunya: Pengakuan. St. Agustinus menggambarkan saat penting dalam pengalaman mistiknya.

Sebagai balasan akan pengorbanan dan pergumulan yang dialami, ia diberi rahmat sebuah pengelihatan / Vison yang tak putus selama 2 tahun yang membuat Teresia terdorong dan termotivasi untuk mengikuti penderitaan Yesus, tercatat sebagai motonya: "Bapa, biarkan aku menderita atau biarkan aku mati."

Pengelihatan tersebut pernah disangkal oleh teman-temannya sebagai pengetahuannya berasal dari Setan, namun oleh pembesar Ordo Dominikan dan Serikat Jesus, termasuk Santo Francis Borgia juga sepakat dan memaklumkan bahwa Penglihatan yang diterima oleh suster Karmel Theresa adalah benar dan Kudus.

Paralel atau bersamaan dengan kematanagan rohani yang diterimanya, santa Teresa / Theresia mulai mengembangkan secara konkret cita-cita pembaharuan Ordo Karmel, yang juga ingin mengembangkan pembaharuan dalam hidup asketis yang dialaminya. .

Tahun 1562, ia mendirikan Biara Karmel OCD pertama di Avila, yang didukung oleh Uskup setempat, Don Álvaro de Mendoza.

Tak lama kemudian, pendirian tersebut mendapat persetujuan dari superior general Ordo, Giovanni Battista Rossi. Tahun-tahun berikutnya, ia terus membuat perdirian Karmel yang baru. Total semuanya berjumlah tujuhbelas.

Selain itu ia juga dipertemukan dengan Santo Yohanes dari Salib (San Juan de la Cruz) yang juga memiliki semangat pembaharuan. Pada tahun 1568, mereka bersama di Duruelo, kota dekat Avila, mendirikan Biarawan Karmel Tak Berkasut pertama. Tahun 1580, Roma menyetujui Pendirian Keluarga Karmel Tak Berkasut sebagai satu Ordo Religius yang otonom. Ini adalah titik berangkat dari Ordo Religius Para Biarawan Karmel Tak Berkasut (OCD).

Mereka berjuang memperbaharui kembali semangat spiritualitas Ordo Karmel melalui kehidupan membiara yang suci, dalam doa, serta menjalankan puasa dan berpantang dengan sangat ketat.

Dari Kehidupannya, Santa Theresia banyak menulis buku yang memberikan ajaran atau teladan bahwa"

Teresa menempatkan kebajikan injili sebagai dasar semua kebajikan kristiani dan kemanusiaan: secara khusus, lepas bebas dari segalanya atau kemiskinan injili.

Ini mengikat kita pada segalanya; saling mengasihi sebagai elemen penting hidup komunitas dan sosial; pengharapan teologis, yang dijelaskan sebagai haus akan air hidup. Tidak lupa juga soal kebajikan manusiawi: ramah-tamah, kebenaran, kesederhanaan, lemah lembut, sukacita, dan berbudaya.

St. Teresa menganjurkan kedekatan dengan para tokoh biblis dan mendengar Sabda Allah. Ia merasa senada, terlebih dengan kekasih Kidung Agung dan dengan St. Paulus, demikian juga dengan Kristus yang menderita dan Yesus ekaristis.

Selain itu, Santa Teresa juga menggaris bawahi betapa pentingnya doa itu: berdoa, demikian dikatakanya, berarti: “laku persahabatan, dengan banyak kali berada sendirian bersama Dia yang kita tahu mengasihi kita”

Santa Theresia dari Avila adalah seorang pemimpin besar dan seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Yesus serta Gereja-Nya.

Santa Theresia menutup hidupnya oleh sebab alamiah pada 4 Oktober 1582, dan dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Kemudia Ia juga digelari Doktor Gereja oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970.

Ringkasan Informasi Santa Theresia dari Avila

Seorang Santa dengan semangat penyerahan dan pengorbanan yang tinggi, seorang Doktor Gereja dengan segala pengejarannya yang mengispirasi dalam berbagai tulisannya, serta salah satu Tokoh pembaharu Ordo Karmel.
  • Lahir: 28 Maret 1515
  • Kota asal: Avila, Castile - Spanyol
  • Wafat: 4 Oktober 1582 | Sebab alamiah
  • Beatifikasi: 24 April 1614 oleh Paus Paulus V
  • Kanonisasi: 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV
  • Perayaan: 15 Oktober
  • Lambang: -

Variasi Nama Theresia dalam berbagai Bahasa

  • Teresa, Theresa, Theresia (German),
  • Teresa, Teresia, Theresa, Theresia, Terese (Swedish),
  • Teresa, Theresa, Terese (Norwegian),
  • Teresa, Theresa, Terese (Danish)
  • Terese (Basque), Tereza (Bulgarian),
  • Terezija, Tena (Croatian),
  • Tereza, Terezie (Czech),
  • Theresia, Thera, Trees (Dutch),
  • Teresa, Theresa, Teri, Terri, Terrie, Terry, Tess, Tessa, Tessie, Tracee, Tracey, Traci, Tracie, Tracy (English),
  • Teresa (Finnish),
  • Thérèse (French), Terézia, Teca, Teréz (Hungarian),
  • Toiréasa, Treasa (Irish),
  • Teresa (Italian), Therasia (Late Roman),
  • Teresa (Polish), Teresa, Teresinha, Terezinha (Portuguese),
  • Tereza (Portuguese (Brazilian),
  • Tereza (Romanian), Terézia (Slovak),
  • Terezija (Slovene),
  • Teresa, Tere, Teresita (Spanish)

Arti Nama Theresia

Kemungkinan berasal dari bahasa Yunani θερος (Theros) yang artinya "Musim Panas" atau θεριζω (therizo) yang berarti "Panen".

Posting Komentar untuk "Kisah dan Teladan Santa Theresia dari Avila (15 Oktober) Beserta Variasi dan Arti Nama | Semangat Pembaharu Karmelit dan Doktor Gereja"

close