Kisah dan Teladan Santa Margaretha Maria Alacoque (16 Oktober) Beserta Variasi dan Arti Nama | Devosi Hati Yesus Maha Kudus
Salah satu orang Kudus atau santo / santa yang diperingati dalam Gereja Katolik di bulan Oktober adalah Santa Margaretha Maria Alacoque. Pesta namanya dirayakan atau diperingati setiap tanggal 16 Oktober setiap tahunnya.
Santa Margaretha Maria Alacoque digambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan cinta yang begitu kuat untuk Sakramen Mahakudus sejak masa kanak-kanak.
Yesus menyebut Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua kekayaan hati-Nya.
Pada usia delapan tahun, ayahnya meninggal karena sakit yang diderita, kondisi keluarga menjadi susah. Margaretha pun dikirim ke sekolah biara dikelola oleh Klara Miskin di Charolles, di mana dia menerima Komuni Pertama pada usia sembilan tahun.
Kehidupan rohani Magaretha dari kecil sudah nampak terpelihara. Ibunya menanamkan sebuah pengertian akan kehidupan kekal disurga dimana sang ayah yang meninggalkannya akan tinggal disurga bersama Tuhan Yesus, Bunda Maria, para malaikat dan orang-orang kudus.
Setelah sepeninggalan Ayanya "Alacoque", Ia mencari penghiburan dari Allah dengan sering berkunjung untuk berdoa di hadapan Sakramen Maha Kudus di gereja setempat.
Setelah komuni pertama, Margaretha sering melakukan mati raga secara diam-diam. Beberapa waktu kemudian di usia 11 tahun, ia mengalami sakit demam rematik yang mengurungnya di tempat tidur selama empat tahun.
Di masa masa sakit tersebut, Margaretha berdoa pada Tuhan melelui Bunda Maria untuk menyerahkan hidupnya hanya pada Tuhan. Apa yang disampaikan Margartha nampaknya didengarkan oleh Bunda Bunda Maria. Suatu hal yang ajaib pun terjadi, Bunda Maria menampakkan diri pada Margaretha. Margaretha pun sembuh seketika dari penyakit yang dideritanya. Ia pun sehat kembali.
Sebagai pengakuan atas peristiwa yang terjadi yaitu pertolongan Bunda Maria, maka margaretha pun menyisipkan nama baptis "Mary/Maria" pada namanya menjadi Magaretha "Maria" Alacoque.
Sebelum dan sesudah peristiwa tersebut, Maria tetap rajin untuk pergi ke Gereja walaupan dengan mencuri-curi karena sering kali dari kerabat keluarga menghalangi untuk pergi ke gereja, yang menganggap berdoa pun bisa dilakukan di rumah tanpa harus ke gereja.
Kejadian seperti itu menimbulkan pemikiran “Kalau demikian lalu apa artinya pengurbaan Tuhan Yesus?” Apa perlunya Tuhan mengadakan perjamuan? Apa perlunya Kristus mengadakan perjamuan terakhir yang selalu dihadirkan kembali dalam Misa kudus? Ya, kecuali kalau menganggap bahwa menyambut Tubuh dan Darah Kristus tidak penting. Pasti Yesus sangat sedih melihat sikap seperti ini.
Dalam doa setelah menyambut komuni, Margareta kecil sering mengatakan, “Semoga Tubuh dan Darah-Mu semakin memperkuat imanku dan memberikan ketabahan kepadaku untuk selalu setia kepada-Mu.”
Di usia 17 tahun, saudara laki-lakinya mengambil kepemilikan rumah yang tak terbantahkan dan keadaan membaik.
Di saat itu pula keluarga, ibu dan sadara-saudaranya menginginkan Margaretha untuk bersosialisai agar bisa mencari suami bagi dirinya dan segera menikah.
Karena ketaatan, dan percaya bahwa sumpah masa kecilnya tidak lagi mengikat, dia mulai menemani saudara laki-lakinya dalam acara sosial, salah satunya menghadiri pesta dansa.
Di suatu malam, setelah pulang dari pesta dansa Karnaval dengan mengenakan perhiasannya, dia mengalami penglihatan tentang Kristus, dicambuk dan berdarah.
Yesus yang penuh luka karena baru saja didera menegur Margareta akan ketidaksetiaannya kepada-Nya; Yesus menunjukkan bahwa hatinya dipenuhi dengan cinta untuknya, karena janji masa kecil yang dia buat kepada Bunda Yang Terberkati.
Dengan kejadian malam itu, Margaretha tergerak kembali hatinya untuk menanggapi kebaikan Allah padanya.
Akhirnya, Margaretha pada 25 Mei 1671 dalam usianya yang mendekati ke-24, setelah mengalami perang batin dan pergumulan yang amat hebat, Margareta memutuskan untuk masuk biara Paray-le-monial Perancis. Ia menyatakan kaul kekal pada November 1672.
Perjalanan untuk mempersembahkan diri seutuhnya pada Kristus, tidaklah mudah. Banyak pergumulan yang terjadi yang harus di alami, bahkaan saat hidup membiara.
Beberapa tugas yang dilakukannya selalu lambat, bahkan gagal, sehingga ia merasa dirinya sama sekali tak berarti. Dalam biara sering kali ia dimarahi, kadang juga tanpa alasan yang pasti. Namun, dengan tabah dan tanpa mengeluh ia menerima semuanya itu.
Hingga suatu ketika, Yesus Kristus menampakkan diri kepada Margaretha Maria, di Gereja San Michele, Cortemilia, Italia, yang terjadi pada 27 Desember 1673 dan yang terakhir 18 bulan kemudian. Di mana Yesus menunjukkan Hati-Nya yang berdarah. Yesus tampak di hadapannya dengan pakaian yang bercahaya dadanya terbuka, hati-Nya terlihat terang dan jelas sekali.
Di atas Hati Suci itu ada api yang bernyala-nyala dan di tengah-tengahnya terlihat sebuah salib indah. Di sekeliling Hati Ilahi terbentuklah mahkota duri yang panjang-panjang dan tajam.
Hati Yesus yang maha suci tertembus! Luka-Nya lebar dan dalam. Darah menetes keluar dan jatuh ke atas tepi lengan baju-Nya yang bercahaya seakan-akan bertahta permata yang mulia dan sangat mahal.
Dengan tangan kanan-Nya Dia menunjukkan Hati-Nya yang ajaib, sementara tangan kiri-Nya memberkati Margareta. Dari telapak tangan itu memancar ikatan cahaya.
Dalam penglihatan tersebut mengungkapkan kepadanya bentuk devosi, bentuk utamanya adalah penerimaan Komuni Kudus pada hari Jumat pertama setiap bulan, adorasi Ekaristi selama "Jam Suci" pada hari Kamis, dan perayaan Pesta Hati Kudus.
Devosi ini dilakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Sakramen Mahakudus. Yesus menyebut Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua kekayaan hati-Nya.
Yesus mengatakan kepadanya betapa Ia mengasihi seluruh umat manusia dan Ia ingin agar Margareta menyebarkan devosi kepada Hati-Nya Yang Mahakudus. Suatu tugas yang amat berat.
Diilhami oleh Yesus sendiri, Margareta Maria menetapkan Jam Suci yaitu jam sebelas malam sampai tengah malam menjelang fajar Jumat Pertama setiap bulan.
Saat Jam Suci, Margareta berdoa dengan meniarap (Prostratio: mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan dirinya di hadapan Allah dan menyampaikan penghormatan dan kerendahan hati secara paling intensif) dengan mukanya mencium tanah.
Ia berdoa untuk bersama-sama dengan Yesus menanggung sengsara sakrat maut yang dialami Yesus di Taman Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri.
Yesus menyatakan kerinduan hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya Yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan.
Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margareta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima Komuni Kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut.
Sekali peristiwa dalam sebuah penampakan kepada Margareta, Yesus menunjukkan dua jenis kehidupan, yaitu pertama adalah jenis kehidupan yang penuh kenikmatan, kebesaran, dan kehormatan. Sedangkan jenis kedua merupakan kehidupan yang penuh sengsara, kesedihan, dan kesusahan.
Saat itu Tuhan meminta supaya Margareta memilih salah satu kehidupan tersebut. Akan tetapi, Margareta menjawab, ”Tidak akan kupilih yang mana pun. Kehendak-Mu sajalah yang akan kuturuti.”
Wajah Yesus dilihatnya semakin berseri dan kemudian Dia mengatakan, ”Jika demikian, terimalah tanda kasih-Ku yang Mahabesar!” Kemudian diberikan-Nya kepada Margareta jenis kehidupan yang kedua, yakni kesengsaraan, kesedihan, dan kesusahan.
Sejak saat itu amat banyaklah penderitaan yang harus dipikul oleh Margareta hingga ia mencapai kesucian hidupnya.
Adapun Tanda kasih Yesus berupa dua belas janji Hati Kudus-Nya, yaitu:
Penampakkan yang di alami Margaretha pun terdengar oleh para suster lainnya, hampir dari mereka meragukan hal tersebut hingga mencemooh atas penglihatan yang dialami sebagai sebuah yang mengada-ada.
Banyak orang pun tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri padanya. Sebagian malahan marah kepadanya atas usahanya menyebarkan suatu devosi baru.
Hal itu membuat Margareta sangat menderita. Namun demikian ia tetap setia melaksanakan kehendak Allah.
Dalam suatu penampakan Yesus memberitahukan bahwa Ia akan mengutus seorang imam yang saleh untuk membantu dan membimbingnya. Imam saleh itu adalah Santo Claude de la Colombière, SJ.
Pater ini berani menentang pikiran banyak orang dan Dia percaya atas kelurusan dan kesucian Margareta. Berkat rahmat Allah dan usaha mereka berdua akhirnya banyak orang percaya pada kerahiman dan belaskasihan Allah.
Banyak dari antara mereka yang berhasil ditobatkan dari dosa. Mereka yang sesat pikirannya dikembalikan pada jalan Allah.
Penampakan Yesus dan anjuran Margareta sangat berpengaruh dalam kehidupan rohani serta kebiasaan umat Katolik terutama dalam penghormatan terhadap Hati Kudus Yesus dan Sakramen Mahakudus.
Akhirnya, pada tanggal 17 Oktober 1690 di usia 43th, St Margareta Maria Alacoque diperkenankan untuk berjumpa dan bersatu dengan Allah Bapa di surga setelah 20 tahun hidup dalam biara.
Jenazahnya tetap utuh hingga kini. Bulan Maret 1824 ia diangkat sebagai Venerabilis oleh Paus Leo XII. Tanggal 18 September 1864 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX dan pada tahun 1920 ia kanonisasi oleh Paus Benediktus XV. Pestanya dirayakan setiap tanggal 16 Oktober.
Perjalanan hidup Margareta Maria Alacoque layak untuk diteladani. Ia memberikan contoh atas kesucian hatinya dan pengurbanannya. Penyerahan diri kepada Yesus yang dilakukannya dengan sepenuh hati itulah yang membuat Yesus semakin mengasihinya.
Santa Margaretha Maria Alacoque digambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan cinta yang begitu kuat untuk Sakramen Mahakudus sejak masa kanak-kanak.
Yesus menyebut Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua kekayaan hati-Nya.
Kisah Hidup Santa Margaretha Maria Alacoque
Margaretha Alaque lahir pada 22 Juli 1647 di L'Hautecourt, Burgundy, Perancis, seorang anak ke 5 dari 7 bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan dari pasangan Claude dan Philiberte Lamyn Alacoque.Pada usia delapan tahun, ayahnya meninggal karena sakit yang diderita, kondisi keluarga menjadi susah. Margaretha pun dikirim ke sekolah biara dikelola oleh Klara Miskin di Charolles, di mana dia menerima Komuni Pertama pada usia sembilan tahun.
Kehidupan rohani Magaretha dari kecil sudah nampak terpelihara. Ibunya menanamkan sebuah pengertian akan kehidupan kekal disurga dimana sang ayah yang meninggalkannya akan tinggal disurga bersama Tuhan Yesus, Bunda Maria, para malaikat dan orang-orang kudus.
Setelah sepeninggalan Ayanya "Alacoque", Ia mencari penghiburan dari Allah dengan sering berkunjung untuk berdoa di hadapan Sakramen Maha Kudus di gereja setempat.
Setelah komuni pertama, Margaretha sering melakukan mati raga secara diam-diam. Beberapa waktu kemudian di usia 11 tahun, ia mengalami sakit demam rematik yang mengurungnya di tempat tidur selama empat tahun.
Di masa masa sakit tersebut, Margaretha berdoa pada Tuhan melelui Bunda Maria untuk menyerahkan hidupnya hanya pada Tuhan. Apa yang disampaikan Margartha nampaknya didengarkan oleh Bunda Bunda Maria. Suatu hal yang ajaib pun terjadi, Bunda Maria menampakkan diri pada Margaretha. Margaretha pun sembuh seketika dari penyakit yang dideritanya. Ia pun sehat kembali.
Sebagai pengakuan atas peristiwa yang terjadi yaitu pertolongan Bunda Maria, maka margaretha pun menyisipkan nama baptis "Mary/Maria" pada namanya menjadi Magaretha "Maria" Alacoque.
Sebelum dan sesudah peristiwa tersebut, Maria tetap rajin untuk pergi ke Gereja walaupan dengan mencuri-curi karena sering kali dari kerabat keluarga menghalangi untuk pergi ke gereja, yang menganggap berdoa pun bisa dilakukan di rumah tanpa harus ke gereja.
Kejadian seperti itu menimbulkan pemikiran “Kalau demikian lalu apa artinya pengurbaan Tuhan Yesus?” Apa perlunya Tuhan mengadakan perjamuan? Apa perlunya Kristus mengadakan perjamuan terakhir yang selalu dihadirkan kembali dalam Misa kudus? Ya, kecuali kalau menganggap bahwa menyambut Tubuh dan Darah Kristus tidak penting. Pasti Yesus sangat sedih melihat sikap seperti ini.
Dalam doa setelah menyambut komuni, Margareta kecil sering mengatakan, “Semoga Tubuh dan Darah-Mu semakin memperkuat imanku dan memberikan ketabahan kepadaku untuk selalu setia kepada-Mu.”
Di usia 17 tahun, saudara laki-lakinya mengambil kepemilikan rumah yang tak terbantahkan dan keadaan membaik.
Di saat itu pula keluarga, ibu dan sadara-saudaranya menginginkan Margaretha untuk bersosialisai agar bisa mencari suami bagi dirinya dan segera menikah.
Karena ketaatan, dan percaya bahwa sumpah masa kecilnya tidak lagi mengikat, dia mulai menemani saudara laki-lakinya dalam acara sosial, salah satunya menghadiri pesta dansa.
Di suatu malam, setelah pulang dari pesta dansa Karnaval dengan mengenakan perhiasannya, dia mengalami penglihatan tentang Kristus, dicambuk dan berdarah.
Yesus yang penuh luka karena baru saja didera menegur Margareta akan ketidaksetiaannya kepada-Nya; Yesus menunjukkan bahwa hatinya dipenuhi dengan cinta untuknya, karena janji masa kecil yang dia buat kepada Bunda Yang Terberkati.
Dengan kejadian malam itu, Margaretha tergerak kembali hatinya untuk menanggapi kebaikan Allah padanya.
Akhirnya, Margaretha pada 25 Mei 1671 dalam usianya yang mendekati ke-24, setelah mengalami perang batin dan pergumulan yang amat hebat, Margareta memutuskan untuk masuk biara Paray-le-monial Perancis. Ia menyatakan kaul kekal pada November 1672.
Perjalanan untuk mempersembahkan diri seutuhnya pada Kristus, tidaklah mudah. Banyak pergumulan yang terjadi yang harus di alami, bahkaan saat hidup membiara.
Beberapa tugas yang dilakukannya selalu lambat, bahkan gagal, sehingga ia merasa dirinya sama sekali tak berarti. Dalam biara sering kali ia dimarahi, kadang juga tanpa alasan yang pasti. Namun, dengan tabah dan tanpa mengeluh ia menerima semuanya itu.
Hingga suatu ketika, Yesus Kristus menampakkan diri kepada Margaretha Maria, di Gereja San Michele, Cortemilia, Italia, yang terjadi pada 27 Desember 1673 dan yang terakhir 18 bulan kemudian. Di mana Yesus menunjukkan Hati-Nya yang berdarah. Yesus tampak di hadapannya dengan pakaian yang bercahaya dadanya terbuka, hati-Nya terlihat terang dan jelas sekali.
Di atas Hati Suci itu ada api yang bernyala-nyala dan di tengah-tengahnya terlihat sebuah salib indah. Di sekeliling Hati Ilahi terbentuklah mahkota duri yang panjang-panjang dan tajam.
Hati Yesus yang maha suci tertembus! Luka-Nya lebar dan dalam. Darah menetes keluar dan jatuh ke atas tepi lengan baju-Nya yang bercahaya seakan-akan bertahta permata yang mulia dan sangat mahal.
Dengan tangan kanan-Nya Dia menunjukkan Hati-Nya yang ajaib, sementara tangan kiri-Nya memberkati Margareta. Dari telapak tangan itu memancar ikatan cahaya.
Dalam penglihatan tersebut mengungkapkan kepadanya bentuk devosi, bentuk utamanya adalah penerimaan Komuni Kudus pada hari Jumat pertama setiap bulan, adorasi Ekaristi selama "Jam Suci" pada hari Kamis, dan perayaan Pesta Hati Kudus.
Devosi ini dilakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Sakramen Mahakudus. Yesus menyebut Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua kekayaan hati-Nya.
Yesus mengatakan kepadanya betapa Ia mengasihi seluruh umat manusia dan Ia ingin agar Margareta menyebarkan devosi kepada Hati-Nya Yang Mahakudus. Suatu tugas yang amat berat.
Diilhami oleh Yesus sendiri, Margareta Maria menetapkan Jam Suci yaitu jam sebelas malam sampai tengah malam menjelang fajar Jumat Pertama setiap bulan.
Saat Jam Suci, Margareta berdoa dengan meniarap (Prostratio: mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan dirinya di hadapan Allah dan menyampaikan penghormatan dan kerendahan hati secara paling intensif) dengan mukanya mencium tanah.
Ia berdoa untuk bersama-sama dengan Yesus menanggung sengsara sakrat maut yang dialami Yesus di Taman Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri.
Yesus menyatakan kerinduan hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya Yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan.
Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margareta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima Komuni Kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut.
Sekali peristiwa dalam sebuah penampakan kepada Margareta, Yesus menunjukkan dua jenis kehidupan, yaitu pertama adalah jenis kehidupan yang penuh kenikmatan, kebesaran, dan kehormatan. Sedangkan jenis kedua merupakan kehidupan yang penuh sengsara, kesedihan, dan kesusahan.
Saat itu Tuhan meminta supaya Margareta memilih salah satu kehidupan tersebut. Akan tetapi, Margareta menjawab, ”Tidak akan kupilih yang mana pun. Kehendak-Mu sajalah yang akan kuturuti.”
Wajah Yesus dilihatnya semakin berseri dan kemudian Dia mengatakan, ”Jika demikian, terimalah tanda kasih-Ku yang Mahabesar!” Kemudian diberikan-Nya kepada Margareta jenis kehidupan yang kedua, yakni kesengsaraan, kesedihan, dan kesusahan.
Sejak saat itu amat banyaklah penderitaan yang harus dipikul oleh Margareta hingga ia mencapai kesucian hidupnya.
Adapun Tanda kasih Yesus berupa dua belas janji Hati Kudus-Nya, yaitu:
- AKU akan menganugerahkan karunia yang dibutuhkan dalam suatu keadaan mendadak.
- AKU akan mengaruniakan damai dalam keluarga-keluarga mereka.
- AKU akan menghibur mereka dalam segala penderitaan.
- AKU akan menjadi tempat berlindung bagi mereka sepanjang hidup khususnya pada saat menghadapi maut.
- AKU akan mencurahkan berkat atas segala usaha mereka.
- Para pendosa akan menemukan dalam hatiku sumber dan samudera belaskasihan yang tak terbatas.
- Orang-orang yang dingin hati akan memperoleh karunia semangat kerajinan untuk berbuat baik.
- Orang-orang yang bersemangat dan rajin akan berkembang dengan cepat menuju kesempurnaan yang tinggi.
- Para imam akan memperoleh karunia-karunia, agar mereka sanggup melunakkan hati yang paling keras dalam dosa.
- AKU akan memberkati rumah-rumah di mana patung atau gambar hati-Ku yang terkudus ditempatkan dan dihormati.
- Nama setiap orang yang menyebarluaskan penghormatan ini akan tertulis di dalam hati-Ku dan tak akan pernah terhapus.
- AKU tak akan membatalkan sedikitpun karunia-karunia bagi semua orang yang ingin memperolehnya dalam hati-Ku.
Penampakkan yang di alami Margaretha pun terdengar oleh para suster lainnya, hampir dari mereka meragukan hal tersebut hingga mencemooh atas penglihatan yang dialami sebagai sebuah yang mengada-ada.
Banyak orang pun tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri padanya. Sebagian malahan marah kepadanya atas usahanya menyebarkan suatu devosi baru.
Hal itu membuat Margareta sangat menderita. Namun demikian ia tetap setia melaksanakan kehendak Allah.
Dalam suatu penampakan Yesus memberitahukan bahwa Ia akan mengutus seorang imam yang saleh untuk membantu dan membimbingnya. Imam saleh itu adalah Santo Claude de la Colombière, SJ.
Pater ini berani menentang pikiran banyak orang dan Dia percaya atas kelurusan dan kesucian Margareta. Berkat rahmat Allah dan usaha mereka berdua akhirnya banyak orang percaya pada kerahiman dan belaskasihan Allah.
Banyak dari antara mereka yang berhasil ditobatkan dari dosa. Mereka yang sesat pikirannya dikembalikan pada jalan Allah.
Penampakan Yesus dan anjuran Margareta sangat berpengaruh dalam kehidupan rohani serta kebiasaan umat Katolik terutama dalam penghormatan terhadap Hati Kudus Yesus dan Sakramen Mahakudus.
Akhirnya, pada tanggal 17 Oktober 1690 di usia 43th, St Margareta Maria Alacoque diperkenankan untuk berjumpa dan bersatu dengan Allah Bapa di surga setelah 20 tahun hidup dalam biara.
Jenazahnya tetap utuh hingga kini. Bulan Maret 1824 ia diangkat sebagai Venerabilis oleh Paus Leo XII. Tanggal 18 September 1864 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX dan pada tahun 1920 ia kanonisasi oleh Paus Benediktus XV. Pestanya dirayakan setiap tanggal 16 Oktober.
Perjalanan hidup Margareta Maria Alacoque layak untuk diteladani. Ia memberikan contoh atas kesucian hatinya dan pengurbanannya. Penyerahan diri kepada Yesus yang dilakukannya dengan sepenuh hati itulah yang membuat Yesus semakin mengasihinya.
Ringkasan Informasi Santa Margaretha Maria Alacoque
Seorang Santa Biarawati yang mempersembahkan hidupnya pada Yesus dan mengajarkan Devosi Hati Yesus Maha Kudus.- Lahir: 22 Juli 1647
- Kota asal:L'Hautecourt, Burgundy, Perancis
- Wafat: 17 October 1690 (Umur 43)Paray-le-Monial, Burgundy, Perancis | Sebab alamiah
- Beatifikasi: 18 September 1864, Roma oleh Paus Pius IX
- Kanonisasi: 13 May 1920, Vatican oleh Paus Benedict XV
- Perayaan: 16 Oktober
- Lambang: -
Variasi Nama Theresia dalam berbagai Bahasa
- Margarid, Margarit (Armenian),
- Margarita (Bulgarian),
- Margarida (Catalan),
- Margareta (Croatian),
- M arkéta (Czech),
- Margareta, Margit, Margrethe, Grete, Grethe, Margarethe, Merete, Meta, Mette, Rita (Danish),
- Margareta, Margaretha, Margriet, Greet, Greetje, Griet, Margreet (Dutch),
- Margery, Margaretta, Marjorie, Marjory (English),
- Maret (Estonian),
- Maarit, Margareta, Marketta, Margareeta, Reeta, Reetta (Finnish),
- Marguerite, Margaux, Margot (French),
- Margarida (Galician),
- Margareta, Margarete, Margaretha, Margarethe, Greta, Gretchen, Grete, Gretel, Margrit, Meta, Rita (German),
- Margaréta, Margit, Margita, Gréta, Rita (Hungarian),
- Margrét (Icelandic),
- Mairéad (Irish),
- Margherita, Rita (Italian),
- Margarita (Late Roman),
- Margreet, Greet (Limburgish),
- Margarita (Lithuanian),
- Margaid, Paaie (Manx),
- Meggy (Medieval English),
- Margareta, Margit, Margrete, Margrethe, Grete, Grethe, Marit, Marita, Meta, Mette, Rita (Norwegian),
- Margarida (Occitan),
- Małgorzata, Marzena (Polish), Margarida, Rita (Portuguese),
- Margareta (Romanian),
- Margarita (Russian),
- Maighread, Mairead, Maisie, Marsaili, Mysie, Peigi (Scottish),
- Margita, Markéta (Slovak),
- Margareta, Marjeta (Slovene),
- Margarita, Rita (Spanish),
- Margareta, Margit, Greta, Marit, Marita, Märta, Merit, Meta, Rita (Swedish),
- Marged, Mererid, Mared, Megan (Welsh)
- Madge, Mae, Maggie, Mamie, Marge, Margie, May, Meg, Mayme, Midge, Peg, Peggie, Peggy
Posting Komentar untuk "Kisah dan Teladan Santa Margaretha Maria Alacoque (16 Oktober) Beserta Variasi dan Arti Nama | Devosi Hati Yesus Maha Kudus"