Kisah dan Teladan Santo Fransiskus Xaverius (3 Desember) | serta Variasi dan Arti Nama | Seorang Misioner Asia Dunia Bagian Timur.

Seorang Kudus yang terkenal dengan kecerdasan dan misi besarnya di Dunia Bagian Timur, Santo Fransiskus Xaverius

Namanya menjadi besar sebagai Seorang Santo yang juga populer digunakan sebagai nama pelindung fasilitas pendidikan Katolik di Sumatera bagian Selatan dari TK hingga SMA, dan mungkin juga di beberapa daerah lainnya di Indonesia.

Kali ini akan kita bahas Santo Fransiskus Xaverius dari wayat Hidup, arti nama, juga Variasi namanya yang bisa digunakan sebagai nama baptis atau krisma dalam berbagai bahasa.

Kisah Hidup Santo Fransiskus Xaverius

Santo Fransiskus adalah seorang yang terlahir dikeluarga Bangsawan yang kaya raya dan memperoleh pendidikan yang tinggi. Ia juga dikaruniai otak yang cerdas, sehingga ia bisa menyelesaikan pendidikan dengan lancar, dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Paris, dan dalam usia 28 tahun ia berhasil menjadi mahaguru.

Dalam perjalanan rohaninya ia sepertinya mengalami pergumulan hidup.

Dari kehidupan yang kaya dan terpelajar, ia telah bisa mendapatkan segalanya, namun ada satu hal yang menjadi pikiran dan selalu mengganjal dan sering mengusuk hatinya, walaupun ia awalnya sempat menolak yaitu sebuah ungkapan yang sering dilontarkan oleh Ignasius Loyola, seorang mahasiswa sebangsanya, yang juga kelak menjadi seorang santo, yaitu sebuah kalimat atau ungkapan yang mendasar "Apa gunanya manusia mendapatkan seluruh dunia, jika ia harus kehilangan jiwanya?"

Dari situlah awal babak baru bagi Fransiskus Xaverius menjalani proses menuju kehidupan barunya yaitu sebuah panggilan hidup untuk membaktikan diri kepada Tuhan.

Bersama dengan Ignatius Loyola, Pierre Favre (Petrus Faber) dan empat orang lainnya, Fransiskus Xaverius mengikat janji di Montmartre dan mendirikan Serikat Yesus (SJ) pada 15 Agustus 1534, dan mereka mengucapkan kaul kemiskinan dan kesucian. Dan di situlah 7 orang Jesuit awal mengabdikan hidup mereka demi pertobatan orang tak beriman, dan menjadi penyelamat jiwa.

Misi Serikat Jesuit pada diri Fransiskus Xaverius pun dimulai. Di usia 34 tahun, Fransiskus Xaverius diutus oleh Ignatius Loyola untuk pergi ke Hidia Belanda (saat ini Indonesia) dan Wilayah Belahan Dunia Timur lainnya sebagai misionaris.

Dan bertepatan dengan misi itu, Raja dari Portugal "Raja Dom João III" ingin memberikan hadiah-hadiah dan seseorang pelayan yang menyertainya.

Namun tawaran tersebut ditolaknya, dengan mengungkapkan bahwa “Cara terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.”

Perjalanan dimulai di tahun 1541 Fransiskus bersama dua rekannya portugisnya pergi ke daerah Goa sebuah negara bagian India, kemudian menyusuri daerah lainnya seperti India bagian selatan dan Sri langka.

Di sana juga ia merasa empati dan merasakan kepediahan dari penderitaan pribumi yang tertindas oleh penguasa sebangsa maupun penjajah bangsa itu. Di sana pula ia mempertobatkan ribuan orang dan menjadi pengikut Kristus.

Perjalanan misinya bukan sampai di situ saja, ia mulai mengunjungi Indonesia bagian tengah dan timur.

Di tahun 1545 ia mulai mengunjungi daerah Malaysia, tepatnya di daerah Malaka yang sebenarnya hanya untuk persinggahan mencari kapal untuk menuju Makassar.

Fransiskus disambut baik oleh warga Malaka, karena memang perbuatan "Pandre yang suci' yang begitu baik dan ajaib telah diterima oleh warga Malaka sebelum ia datang ke situ.

Dalam persinggahnnya itu kurang lebih dalam kurun waktu tiga bulan, ia meyempatkan untuk menyegarkan pola kehidupan perkawinan penduduk Malaka yang sangat merosot karena kekayaaan yang melimpah.

Ia juga bersahabat dengan kaum portugis maupun rakyat pribumi atau warga melayu. Ia rajin berkotbah dan menyegarkan jiwa-jiwa yang kering dan layu.

Guna mendukung karya misinya, ia juga mulai belajar bahasa melayu, dan menterjemahkan doa-doa penting dengan menambah sedikit keterangan dalam bahasa lokal melayu.

Di tahun 1546, ia bertolak kembali ke daerah Ambon, Maluku. Ia berkarya di Ambon dan bagian Moro hingga 1646. Selanjutnya ia ke daerah Ternate.

Dalam karyanya di Ambon dan Ternate, ia sungguh gemilang menjalani misinya. Ia banyak mempertobatkan orang pribumi, membaptis, mendengarkan pengakuan dosa, mengujungi orang-orang sakit, dan memberikan sakramen-sakramen yang lainnya, dan tentunya juga dengan Pencerahan dari Kotbah-kotbahnya.

Ia mengajarkan doa-doa dan menyanyi kisah-kisah kitab suci, serta memahaminya.

Bukan hanya orang asli atau pribumi yang ia tuju, melainkan juga berkotbah bagi para saudagar-saudagar portugis yang seluruh pikirannya hanya dijejali dengan rempah-rempah dan wanita.

Dengan pencapaiannya, ia mengucap syukur kepada Allah karena Kristus sudah dikenal di daerah itu. Ia juga disukai karena perbuatan baiknya, baik oleh orang yang beragama Katolik maupun bukan beragama Katolik.

Dari Misi inilah, misi di tanah Ambon, menjadi tonggak sejarah awal gereja Katolik di Indonesia.

Dalam misinya ia pun terus lanjut dengan menyiapkan pengganti-penggantinya, untuk meneruskannya di daerah itu tersebut.

Setelah selesai menyiapkan para penggantinya tersebut, Fransiskus Xaverius kembali ke Malaka, Malaysia, yang kemudian bertolak ke Jepang, dan tiba di Jepang pada 27 Juli 1549, dan mulai berkarya di Kagoshima, pelabuhan utama provinsi Satsuma di Pulau Kyūshū dan di Yamaguchi.

Fransiskus Xaverius berkarya di Jepang kurang lebih selama dua tahun dan berhasil membentuk jemaat Kristiani di Hirado, Yamaguchi dan Bungo, serta menyaksikan para Jesuit baru sebagai penerusnya.

Keingginannya yang besar untuk mewartakan kabar gembira ke berbagai daerah selalu membara di hatinya, walaupun terasa lelah namun rasa sukacita dirasakannya sebagai karunia tuhan yang selalu menghampirinya.

Ia mendambakan dapat bermisi ke tanah Cina. Dimana di sana tak seorang diperbolehkan masuk, dan tertutup bagi warga asing.

Ia memulai perjalannya bertolak ke Tiongkok, dan didaratkan di Cina tepatnya di depan Muara Sungai Chukinag di daerah Shangchuan oleh sebuah kapal Portugis pada awal september 1552.

Di sana ia berharap bisa masuk dengan perahu yang bisa menyelundupkan ia ke daratan Cina. Namun belum sempat masuk ke daratan besar cinta, pada 21 November 1552 Fransiskus Xaverius jatuh sakit. dan sekitar kurang lebih di bulan berikutnya pada usia 46 tahun, tanggal 3 Desember 1552 sang Misionaris besar ini Wafat, berpulang pada Allah Bapa di Surga.

Jenazah Fransiskus Xaverius awalnya dimakamkan di sebuah pantai di Shangchuan. Pada Februari 1553 jenazah beliau yang masih utuh dipindahkan dari pulau itu, dan sampai pada 22 Maret 1553 disemayamkan sementara waktu di gedung gereja Santo Paulus di Malaka.

Perjalanan jenazah Santo Fransiskus Xaverius belum hanya sampai di Malaka, melainkan direncanakan akan di kembalikan ke tanah misi pertamanya yaitu Goa, India.

Pada tanggal 11 Desember 1553, kembali jenazah Faansiskus Xaverius dibawa berlayar menuju ke Goa, dan sampai di gowa pada 15 Maret 1554.

Jenazah Fransiskus Xaverius kini di semayamkan di Basilika Bom Jésus di Goa dalam sebuah Peti Perak.

Jenazahnya hingga kini masih utuh dan telah memperlihatkan banyak mukjizat yang terjadi.

Dan salah satu anggota tubuhnya yaitu lengan depan (siku hingga pergelangan) sebelah kanan, yang dulu digunakan Xaverius untuk memberkati dan membaptis orang, dipisahkan oleh Prefektur Jenderal Serikat Yesus Claudio Acquaviva pada tahun 1614 dan kini dipamerkan dalam sebuah relikuarium (Tempat penyimpanan Relikwi) perak dalam gereja Il Gesù, gereja utama Para Jesuit di Roma.

Dengan banyak mukjizat yang terjadi dengan segala pertimbanngan yang ada, Fransiskus Xaverius kini dinyatakan sebagai Orang Kudus (Santo), yang mendapatkan kanonisasinya oleh Paus Gregorius XV pada 12 Maret 1622.

Ringkasan Kisah Santo Fransiskus Xaverius

Ia adalah Seorang Misionaris Belahan Dunia Bagian Timur, juga salah satu Pendiri Serikat Jesuit (SJ) Lahir: 7 April 1506
Wafat: di Shangcuan, China (✞ : 03 Desember 1552)
Beatifikasi: 25 Oktober 1619 oleh Paus Paulus V
Kanonisasi: 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV
Pelindung: Pelindung Gereja Tanah Misi
Peringatan : 03 Desember
Lambang:Seorang Imam yang berkhotbah berapi-api dengan membawa salib

Variasi Nama Fransiskus Xaverius

Francis Xavier (English),
Fransisco Xabier (Aragonés),
František Xaverský (Czech),
Francesc Xavier (Catalan),
Francesco Saverio (Italian),
François Xavier (french),
Franz Xaver (Deutsch),
Francisco Javier (Spanish),
Franjo Ksaverski (Hrvatski),
Franciszek Ksawery (Polish),
Francisks Ksaverijs (Latvia),
Fransisko Saveri (Swahili)


Arti nama Fransiskus

Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti "Orang Perancis".
Nama ini diturunkan dari kata "Francus" (yang berarti : "Seorang Franc", atau "Seorang bebas"). Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno "Franc" yang berarti "Bebas".

Posting Komentar untuk "Kisah dan Teladan Santo Fransiskus Xaverius (3 Desember) | serta Variasi dan Arti Nama | Seorang Misioner Asia Dunia Bagian Timur."

close