Kisah dan Teladan Santo Fransiskus Assisi (04 Oktober) Beserta Variasi dan Arti Nama | Orang Suci Berstigmata Pelindung Ekologi
Santo Fransiskus Assisi memili riwayat yang sungguh mengagumkan, beliau adalah pendiri dari Kongregasi Ordo Biarawan Hina Dina (OFM= Ordo Fratrum Minorum), serta menjadi semangat hidup para Biarawan dan Biarawati Fransiskan lainnya dalam berbagai macam Kongregasi yang ada dan mereka semua masih ada sampai saat ini bahkan banyak yang berada di Indoneisa.
Santo Fransiskus juga diakui sebagai Seorang Santo pelindung hewan, pedagang, dan lingkungan dengan berbagai perbuatan yang sangat menginspirasi bagi kehidupan umat Kristiani.
Bahkan dari Santo Fransiskus Assisi ada sebuah Doa yang sangat populer yang dibakukan dalam buku Puji Syukut Umat Katolik yaitu pada Doa " Jadikanlah Aku Pembawa Damai (PS no. 221)
Sebagai tanda bahwa ia dimuliakan Allah semasa Hidupnya, Ia pula diperkenankan mengalami Stigmata 5 luka Yesus dalam dirinya.
Ayahnya sering bepergian untuk berbisnis ke Perancis. Diceritakan bahwa karena kesibukannya, saat isterinya, Pica, melahirkan, ia tak hadir.
Di saat Pitero kembali ternyata sang anak sudah dibaptis di Katedral San Rufino dan diberi nama Giovanni (=Yohanes).
Sang ayah tak suka nama itu, lalu menggantinya dengan nama "Francesco" sebuah nama yang mirip dengan tempat yang ia kagumi dan sering kunjungi yaitu Perancis.
Dimasa kecil dan mudanya hidup Fransiskus sangat berkecukupan dan suka sekali menghambur-hamburkan harta kekayaan yang dimiliki orang tuanya, ia juga malas belajar.
Ketika perang saudara berkecamuk di Italia sekitar tahun 1202, Fransiskus dalam peperangan tertangkap oleh orang-orang daerah Purgia (kota di bagian tengah Italia).
Ia ditahan dan disekap selama kurang lebih satu tahun lamanya. Naman ia cukup beruntung ditebus oleh ayahnya yang kaya dengan sebuah uang
Meskipun sudah ditebus, kesehatan Frasiskus ternyata tidak baik, karena sebelumnya ketika ia berada dipenjara sebelumnya dengan kondisi lingkungan yang tak baik juga membuat kesehatannya semakin hari semakin buruk, sampai pada kedatangan sang ayah untuk menebusnya.
Hingga tahun 1204, fransiskus hanya bisa memulihkan sakitnya itu dengan berbaring dan banyak menghabiskan waktu di tempat tidur.
Setelah kepulihan dari sakitnya itu, semagat menjadi ksatria pun belum terhenti, ia ingin menjadi ksatria yang lebih tinggi.
Ia pergi lagi ke Puglie wilayah Italia Selatan dengan tujuan bergabung dengan pasukan perang salib.
Namun petulangan di sana tak berumur panjang, karena mngelami malam pengelihatan dan mimpi Fransiskus di Spoleto, yang membuatnya harus kembali ke Assisi.
Sekembalinya di Assisi, Fransiskus pun disambut kecewa oleh ayahnya bahkan dicibir oleh teman-temannya karena kegagalannya menjadi kstaria itu.
Sebagai solusi, ia mengikuti jejak ayahnya, berdagang kembali, dan menjalani hidup seperti biasa. Ia menjalani keramaian, berpesta dimalam hari, menghaburkan uang kembali.
Namun ada suatu masa Fransiskus merasa bahwa hal yang ia lakukan itu bukanlah sesuatu yang ingin ia capai hinnga kini.
Ia mulai mencari apa yang ia inginkan dengan menjelajahi daerah pedalaman Assisi. Di situlah mulai dimana masa-masa pertobatan dimulai, memang cukup singkat hanya dari 1204 hingga 1206, namun dipenuhi banyak refleksi diri.
Ia sering menyusuri daerah tersebut, dan suatu ketika ia pernah berjumpa dengan rorang-orang yang memiliki penyakit kusta. Walaupun sebenarnya ia takut, ia tetap turun, memeberikan sebagaian uang untuk mereka, dan juga memberikan ssentuhan kasihkepada mereka.
Ia mulai sedikit demi sedikit terhantar pada rasa dimana sesuatu yang ngin ia capai mulai dirasakan.
Sekitar tahun 1205, sebuah perjumpaan yang mengubah hidupnya secara signifikan terjadi, yaitu saat suatu hari ia masuk Gereja San Damiano.
Kondisi Gereja San Damiano merupakan sebuah gereja tua yang hampir tak terurus. Disana da seorang imam miskin yang hakan tak mampu untuk membeli minyak untuk menyalakan lampu didepan gambar salib yang bergaya Byzantium. (Gambar salib tersebut kini masih tersimpan di Basilika santa Klara Assisi).
Dalam waktu dan kondisi yang seperti itu, Fransiskus berdoa dihadapan Salin tersebut, sebuah salib yang menampakkan gambar corpus Yesus yang tersalib, dengan mata terbuka lebar, darah keluar dari luka-lukanya, namun tak menampakkan kesakitan..
Yesus yang tergabar dalam Salib itulah seperti berbisik kepada Fransiskus meminta "Fransiskus perbaikilah rumah-Ku." dan dengan penuh keyakinan bahwa bisikan itu adalah memang dari Yesus Sendiri.
Karena secara kasat mata, ia melihat gereja itu memang sudah tua dan tak teurus, ia berpikir untuk memperbaiki gereja San Damiano tersebut.
Ia tak pikir panjang, dengan segara mengambil tindakan. Datang ke Toko ayahnya untuk mengambil gelondongan kain mahal dan menjualnya di pasar Foligno, juga beserta kuda yang ia pakainya.
Setelah mendapat hasil penjualan tersebut, ia segera ke gereja San Damiano untuk menyerahkan hasil pernjualannya tadi. Namun Imam tersebut menolaknya, karena pasti sang ayah Fransiskus akan memarahinya.
Walau demikian sang Imam mengijikan permintaan Fransiskus yang lain yaitu mengijinkan Fransiskus untuk menjadi Oblatus "Orang yang menawarkan diri secara sukarela untuk menjalani hidup pertobatan dalam Gereja tertentu"
Tak lama dari situ, memang benar sang ayah "Pietro" marah besar kepada Fransiskus dengan segala apa yang diperbuat Fransiskus akhir-akir ini, bergaul dengan pengemis, membantu gereja dan hal lain yang dirasa bisa mengancam bisnis dan nama baik keluarga.
Ia mengusir Fransiskus tanpa memberinya bekal dan uang sepeser pun, walaupun sebenarnya istrinya "Pica" memberi pertimbangan yang lain pada suaminya, agar Fransiskus merefleksikan diri.
Saat itu Fransiskus adalah seorang Oblatus, yang kedududkannya dibawah pengawasan Uskup setempat. Maka Sang ayah Pietro menghadap uskup Asisi "Guido" untuk menasehatinya.
Fransiskus setelah mendengar nasihat dan pdipakai dari ayahnyadijualnya kepada ayahnya, bahkan berani menanggalkan semua pakaian yang dikenakannya dan dikembalikan kepada ayahnya dihadapan orang banyak.
Dengan penuh keyakinan Fansiskus menyerukan "Mulai sekarang, saya bisa menghadap Allah dan memanggilnya Bapaku di Surga".
Sang ayah Pietro pun malu lalu lalu meninggalkannya.
Sementara waktu setelah kejadian itu, Fransiskus meninggalkan Assisi. Dalam perjalanan ia seperti seorang pertapa, dan menggunakan baju pertapa yang nampak jelek.
Keadaan yang seperti itu, banyak orang mencampakkannya, tapi malah Fransiskus dengan teguh selalu memuji Tuhan dan bernyanyi bagi Allah.
Selama beberapa bulan, ia pun bekerja dalam dapur sebuah biara seperti Biara Benediktin di San Verecondo, kemudian di Kota Gubio ia berkumpul dengan komunitas penderita kusta.
Suatu ketika, ditahun 1206, Fransiskus teringat akan gereja pertama yang mengugah hatinya, Gereja San Damiano. Dari situlai ia mulai kembali ke Assisi untuk memperbaiki Gereja tersebut.
Kondisi saat ini berbeda dengan kondisi lama sebagai orang kaya, ia sekarang memiliki pendangan yang berbeda.
Ia menyadari dan dari dulu telah mencoba mempelajari dan memahami kehidupan para pengemis sebagai kaum minores. Saatnyalah kini ia menjadi seorang pengemis untuk membangun geraja itu dan menjalani kehidupannya kini.
Di sana ia mengemis batu juga makanan.
Suatu ketika Ia juga sempai sampai pada peziarahan ke kuburan Santo Petrus, disana ia bertemu pengemis, dan menukarkan pakaiannya kepada pengemis lainnya, lalu mengemis lagi.
Untuk Gereja San Damiano, ia sedikit demi sedikit membangunnya dengan sukacita dan terus bernyanyi dengan apa yang ia perbuat.
Tak disangka pembangunan gereja San Damiano selesai dalam waktu singkat.
Selanjutnya, Fransiskus kembali mencoba membangun gereja-gereja lain yang membutuhkan seperti Gereja San Pietro, dan Gereja Santa Maria Degli Angeli.
Dan kemudian di Gereja berikutnya lagi sebagai gereja terakhir yang ia benahi yaitu Gereja dilembah Umbria di tengah hutan milik biarawan dari Biara San Benedetto al Subasio.
Dari sinilah mulai atau lahirnya sebuah Gerakan yang dirintis oleh Santo Fransiskus. Ia mulai mendapatkan para saudaranya.
Masa-masa dimana Fransiskus menjalani hidup barunya, Ia mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkhotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung. Orang-orang banyak mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya
Perjalanan hidup yang memberi inspirasi dan peneguhan dalam persekutuan dengan saudara-saudara biaranya yang semakin terlihat, membuat Fransiskus pada tahun 1209 diizinkan oleh Paus Innocentius III untuk mendirikan Ordo Fransiskan yang beranggotakan 11 orang sebagai pewarta Injil pengembara dalam kesederhanaan dan kemisikinan.
Biara Mereka berpusat di kapel Porsiuncolla dekat Assisi.
Ia juga kemudian bersama St. Klara mendirikan sebuah biara khusus dengan hidup miskin yang dikenal sekarang dengan sebuatan Ordo Suster Klaris (Ordo Santa Clara - OSCL).
Fransiskus terlihat kesuciannya dari banyak hal yang ia lakukan. Ia tidak lagi melihat perbedaan di antara semua mahluk ciptaan Tuhan yang ada.
Kelembutan Jiwa yang dimemiliki, membuatnya bisa bersatu dengan alam, berbicara dengan hewan. Para binatang pun menyanyanginya, bahkan binatang buas pun jinak bila berada di dekatnya.
Diceritakan dalam hal ini, bahwa
- Santo Fransiskus dari Assisi pernah berkotbah dengan para burung yang dengan senang hati menunggunya.
- Santo Fransiskus pernah membuat sebuah mukjizat menjinakkan serigala buas yang meneror rakyat kota Gubbio
Dengan izin Allah juga santo Fransiskus boleh merasakan Stigmata yaitu sebuah 5 luka Paku seperti Yesus alami.
Luka Stigmata itu ia perolehnya pada tahun 1224 di usia 43 tahun saat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apennines (Bukit La Verna)
Luka itu secara periodik mengeluarkan darah selama dua tahun sisa hidupnya.
Ia bersyukur atas mukjizat stigmata yang ia terimanya itu. Ia boleh merasakan penderitaan yang Yesus alami. Ia pula berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain.
Santo Fransiskus wafat menghadap Allah Bapa di surga pada 4 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empat puluh lima tahun.
Setelah kepergiannya itu, para pengikutnya meneruskan semangat hidupnya, melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.
Para pengikutnya yang sampai saat ini masih ada dalam sebuah biara, ialah mereka yang dipanggil dengan sebutan para Fransiskan, seperti Ordo OFM dengan variasinya, Kongregasi para suster Fransiskanes (FCh, FSGM dan lain sebagainya).
Bentuk Pendek :
Bentuk Feminim :
Nama ini diturunkan dari kata "Francus" (yang berarti : "Seorang Franc", atau "Seorang bebas").
Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno "Franc" yang berarti "Bebas".
Santo Fransiskus juga diakui sebagai Seorang Santo pelindung hewan, pedagang, dan lingkungan dengan berbagai perbuatan yang sangat menginspirasi bagi kehidupan umat Kristiani.
Bahkan dari Santo Fransiskus Assisi ada sebuah Doa yang sangat populer yang dibakukan dalam buku Puji Syukut Umat Katolik yaitu pada Doa " Jadikanlah Aku Pembawa Damai (PS no. 221)
Sebagai tanda bahwa ia dimuliakan Allah semasa Hidupnya, Ia pula diperkenankan mengalami Stigmata 5 luka Yesus dalam dirinya.
Riwayat Santo Fransiskus Assisi
Santo Fransiskus Asisi dengan nama aslinya Fransesco Bernadone lahir di kota Assisi, Italia pada tahun 1181 dari pasangan Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya dan Donna Pica.Ayahnya sering bepergian untuk berbisnis ke Perancis. Diceritakan bahwa karena kesibukannya, saat isterinya, Pica, melahirkan, ia tak hadir.
Di saat Pitero kembali ternyata sang anak sudah dibaptis di Katedral San Rufino dan diberi nama Giovanni (=Yohanes).
Sang ayah tak suka nama itu, lalu menggantinya dengan nama "Francesco" sebuah nama yang mirip dengan tempat yang ia kagumi dan sering kunjungi yaitu Perancis.
Dimasa kecil dan mudanya hidup Fransiskus sangat berkecukupan dan suka sekali menghambur-hamburkan harta kekayaan yang dimiliki orang tuanya, ia juga malas belajar.
Ketika perang saudara berkecamuk di Italia sekitar tahun 1202, Fransiskus dalam peperangan tertangkap oleh orang-orang daerah Purgia (kota di bagian tengah Italia).
Ia ditahan dan disekap selama kurang lebih satu tahun lamanya. Naman ia cukup beruntung ditebus oleh ayahnya yang kaya dengan sebuah uang
Meskipun sudah ditebus, kesehatan Frasiskus ternyata tidak baik, karena sebelumnya ketika ia berada dipenjara sebelumnya dengan kondisi lingkungan yang tak baik juga membuat kesehatannya semakin hari semakin buruk, sampai pada kedatangan sang ayah untuk menebusnya.
Hingga tahun 1204, fransiskus hanya bisa memulihkan sakitnya itu dengan berbaring dan banyak menghabiskan waktu di tempat tidur.
Setelah kepulihan dari sakitnya itu, semagat menjadi ksatria pun belum terhenti, ia ingin menjadi ksatria yang lebih tinggi.
Ia pergi lagi ke Puglie wilayah Italia Selatan dengan tujuan bergabung dengan pasukan perang salib.
Namun petulangan di sana tak berumur panjang, karena mngelami malam pengelihatan dan mimpi Fransiskus di Spoleto, yang membuatnya harus kembali ke Assisi.
Sekembalinya di Assisi, Fransiskus pun disambut kecewa oleh ayahnya bahkan dicibir oleh teman-temannya karena kegagalannya menjadi kstaria itu.
Sebagai solusi, ia mengikuti jejak ayahnya, berdagang kembali, dan menjalani hidup seperti biasa. Ia menjalani keramaian, berpesta dimalam hari, menghaburkan uang kembali.
Namun ada suatu masa Fransiskus merasa bahwa hal yang ia lakukan itu bukanlah sesuatu yang ingin ia capai hinnga kini.
Ia mulai mencari apa yang ia inginkan dengan menjelajahi daerah pedalaman Assisi. Di situlah mulai dimana masa-masa pertobatan dimulai, memang cukup singkat hanya dari 1204 hingga 1206, namun dipenuhi banyak refleksi diri.
Ia sering menyusuri daerah tersebut, dan suatu ketika ia pernah berjumpa dengan rorang-orang yang memiliki penyakit kusta. Walaupun sebenarnya ia takut, ia tetap turun, memeberikan sebagaian uang untuk mereka, dan juga memberikan ssentuhan kasihkepada mereka.
Ia mulai sedikit demi sedikit terhantar pada rasa dimana sesuatu yang ngin ia capai mulai dirasakan.
Sekitar tahun 1205, sebuah perjumpaan yang mengubah hidupnya secara signifikan terjadi, yaitu saat suatu hari ia masuk Gereja San Damiano.
Kondisi Gereja San Damiano merupakan sebuah gereja tua yang hampir tak terurus. Disana da seorang imam miskin yang hakan tak mampu untuk membeli minyak untuk menyalakan lampu didepan gambar salib yang bergaya Byzantium. (Gambar salib tersebut kini masih tersimpan di Basilika santa Klara Assisi).
Dalam waktu dan kondisi yang seperti itu, Fransiskus berdoa dihadapan Salin tersebut, sebuah salib yang menampakkan gambar corpus Yesus yang tersalib, dengan mata terbuka lebar, darah keluar dari luka-lukanya, namun tak menampakkan kesakitan..
Yesus yang tergabar dalam Salib itulah seperti berbisik kepada Fransiskus meminta "Fransiskus perbaikilah rumah-Ku." dan dengan penuh keyakinan bahwa bisikan itu adalah memang dari Yesus Sendiri.
Karena secara kasat mata, ia melihat gereja itu memang sudah tua dan tak teurus, ia berpikir untuk memperbaiki gereja San Damiano tersebut.
Ia tak pikir panjang, dengan segara mengambil tindakan. Datang ke Toko ayahnya untuk mengambil gelondongan kain mahal dan menjualnya di pasar Foligno, juga beserta kuda yang ia pakainya.
Setelah mendapat hasil penjualan tersebut, ia segera ke gereja San Damiano untuk menyerahkan hasil pernjualannya tadi. Namun Imam tersebut menolaknya, karena pasti sang ayah Fransiskus akan memarahinya.
Walau demikian sang Imam mengijikan permintaan Fransiskus yang lain yaitu mengijinkan Fransiskus untuk menjadi Oblatus "Orang yang menawarkan diri secara sukarela untuk menjalani hidup pertobatan dalam Gereja tertentu"
Tak lama dari situ, memang benar sang ayah "Pietro" marah besar kepada Fransiskus dengan segala apa yang diperbuat Fransiskus akhir-akir ini, bergaul dengan pengemis, membantu gereja dan hal lain yang dirasa bisa mengancam bisnis dan nama baik keluarga.
Ia mengusir Fransiskus tanpa memberinya bekal dan uang sepeser pun, walaupun sebenarnya istrinya "Pica" memberi pertimbangan yang lain pada suaminya, agar Fransiskus merefleksikan diri.
Saat itu Fransiskus adalah seorang Oblatus, yang kedududkannya dibawah pengawasan Uskup setempat. Maka Sang ayah Pietro menghadap uskup Asisi "Guido" untuk menasehatinya.
Fransiskus setelah mendengar nasihat dan pdipakai dari ayahnyadijualnya kepada ayahnya, bahkan berani menanggalkan semua pakaian yang dikenakannya dan dikembalikan kepada ayahnya dihadapan orang banyak.
Dengan penuh keyakinan Fansiskus menyerukan "Mulai sekarang, saya bisa menghadap Allah dan memanggilnya Bapaku di Surga".
Sang ayah Pietro pun malu lalu lalu meninggalkannya.
Sementara waktu setelah kejadian itu, Fransiskus meninggalkan Assisi. Dalam perjalanan ia seperti seorang pertapa, dan menggunakan baju pertapa yang nampak jelek.
Keadaan yang seperti itu, banyak orang mencampakkannya, tapi malah Fransiskus dengan teguh selalu memuji Tuhan dan bernyanyi bagi Allah.
Selama beberapa bulan, ia pun bekerja dalam dapur sebuah biara seperti Biara Benediktin di San Verecondo, kemudian di Kota Gubio ia berkumpul dengan komunitas penderita kusta.
Suatu ketika, ditahun 1206, Fransiskus teringat akan gereja pertama yang mengugah hatinya, Gereja San Damiano. Dari situlai ia mulai kembali ke Assisi untuk memperbaiki Gereja tersebut.
Kondisi saat ini berbeda dengan kondisi lama sebagai orang kaya, ia sekarang memiliki pendangan yang berbeda.
Ia menyadari dan dari dulu telah mencoba mempelajari dan memahami kehidupan para pengemis sebagai kaum minores. Saatnyalah kini ia menjadi seorang pengemis untuk membangun geraja itu dan menjalani kehidupannya kini.
Di sana ia mengemis batu juga makanan.
Suatu ketika Ia juga sempai sampai pada peziarahan ke kuburan Santo Petrus, disana ia bertemu pengemis, dan menukarkan pakaiannya kepada pengemis lainnya, lalu mengemis lagi.
Untuk Gereja San Damiano, ia sedikit demi sedikit membangunnya dengan sukacita dan terus bernyanyi dengan apa yang ia perbuat.
Tak disangka pembangunan gereja San Damiano selesai dalam waktu singkat.
Selanjutnya, Fransiskus kembali mencoba membangun gereja-gereja lain yang membutuhkan seperti Gereja San Pietro, dan Gereja Santa Maria Degli Angeli.
Dan kemudian di Gereja berikutnya lagi sebagai gereja terakhir yang ia benahi yaitu Gereja dilembah Umbria di tengah hutan milik biarawan dari Biara San Benedetto al Subasio.
Dari sinilah mulai atau lahirnya sebuah Gerakan yang dirintis oleh Santo Fransiskus. Ia mulai mendapatkan para saudaranya.
Masa-masa dimana Fransiskus menjalani hidup barunya, Ia mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkhotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung. Orang-orang banyak mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya
Perjalanan hidup yang memberi inspirasi dan peneguhan dalam persekutuan dengan saudara-saudara biaranya yang semakin terlihat, membuat Fransiskus pada tahun 1209 diizinkan oleh Paus Innocentius III untuk mendirikan Ordo Fransiskan yang beranggotakan 11 orang sebagai pewarta Injil pengembara dalam kesederhanaan dan kemisikinan.
Biara Mereka berpusat di kapel Porsiuncolla dekat Assisi.
Ia juga kemudian bersama St. Klara mendirikan sebuah biara khusus dengan hidup miskin yang dikenal sekarang dengan sebuatan Ordo Suster Klaris (Ordo Santa Clara - OSCL).
Fransiskus terlihat kesuciannya dari banyak hal yang ia lakukan. Ia tidak lagi melihat perbedaan di antara semua mahluk ciptaan Tuhan yang ada.
Kelembutan Jiwa yang dimemiliki, membuatnya bisa bersatu dengan alam, berbicara dengan hewan. Para binatang pun menyanyanginya, bahkan binatang buas pun jinak bila berada di dekatnya.
Diceritakan dalam hal ini, bahwa
- Santo Fransiskus dari Assisi pernah berkotbah dengan para burung yang dengan senang hati menunggunya.
- Santo Fransiskus pernah membuat sebuah mukjizat menjinakkan serigala buas yang meneror rakyat kota Gubbio
Dengan izin Allah juga santo Fransiskus boleh merasakan Stigmata yaitu sebuah 5 luka Paku seperti Yesus alami.
Luka Stigmata itu ia perolehnya pada tahun 1224 di usia 43 tahun saat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apennines (Bukit La Verna)
Luka itu secara periodik mengeluarkan darah selama dua tahun sisa hidupnya.
Ia bersyukur atas mukjizat stigmata yang ia terimanya itu. Ia boleh merasakan penderitaan yang Yesus alami. Ia pula berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain.
Santo Fransiskus wafat menghadap Allah Bapa di surga pada 4 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empat puluh lima tahun.
Setelah kepergiannya itu, para pengikutnya meneruskan semangat hidupnya, melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.
Para pengikutnya yang sampai saat ini masih ada dalam sebuah biara, ialah mereka yang dipanggil dengan sebutan para Fransiskan, seperti Ordo OFM dengan variasinya, Kongregasi para suster Fransiskanes (FCh, FSGM dan lain sebagainya).
Ringkasan Kisah Santo Fransiskus Assisi
Seorang Santo pendiri Kongregasi / Ordo Hina Dina atau Fransiskan- Lahir: 1181 Assisi, Umbria - Italy , Wafat di Portiuncula, Italy(✞ : 04 Oktober 1226)
- Pelindung: Santo Pelindung Ekologi (oleh paus Yohanes Paulus II - 1980) ; Santo Pelindung Italia (1939)
- Lambang:Biarawan dengan Stigmata (5 Luka Yesus)
- Peringatan : 04 Oktober
- Kanonisasi: 16 Juli 1228 oleh Paus Gregorius IX
Variasi Nama Fransiskus
- Francis, Frances (English),
- François, Francisque (French),
- Frantziska, Frantzisko, Patxi (Basque), Franseza (Breton),
- Francesc, Francesca (Catalan),
- Frane, Franjo, Franka, Franko, Frano, Fran (Croatian),
- František, Františka (Czech), Frans (Danish),
- Franciscus, Frans (Dutch),
- Frans, Ransu (Finnish),
- Franz, Franziska, Fränze, Franzi, Ziska (German),
- Ferenc, Franciska, Fanni, Feri, Ferkó, Franci (Hungarian),
- Proinsias (Irish),
- Franca, Francesca, Francesco, Franco (Italian),
- Francisca, Franciscus (Late Roman), Frens, Frenske (Limburgish),
- Pranciškus (Lithuanian),
- Frans (Norwegian),
- Franciszek, Franciszka (Polish),
- Francisca, Francisco, Chica, Chico (Portuguese),
- Frang, Frangag (Scottish),
- Franjo (Serbian),
- Franc, Frančišek, Frančiška, Fran, Francka (Slovene),
- Francisca, Francisco, Curro, Fran, Paca, Paco, Pancho, Paquita, Paquito (Spanish),
- Frans (Swedish),
- Ffransis (Welsh)
Bentuk Pendek :
- Frank, Cissy, Fannie, Fanny, Fran, Frankie, Frannie, Franny, Sissie, Sissy (English)
Bentuk Feminim :
- Frances (English)
- Françoise (French)
Arti nama Fransiskus
Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti "Orang Perancis".Nama ini diturunkan dari kata "Francus" (yang berarti : "Seorang Franc", atau "Seorang bebas").
Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno "Franc" yang berarti "Bebas".
Posting Komentar untuk "Kisah dan Teladan Santo Fransiskus Assisi (04 Oktober) Beserta Variasi dan Arti Nama | Orang Suci Berstigmata Pelindung Ekologi"